Page 10 - menak jingga
P. 10

Tatkala  matahari condong  ke barat, berangkatlah  mereka
            berdua menuju istana.  Mereka naik  kereta kepatihan. Dalam
            perjalanan hampir semua orang yang berpapasan selalu memberi
            hormat. Ada yang  membungkukkan  badan  dan ada pula  yang
            menundukkan kepala.  Karena kepatihan berada di  kota raja,
            perjalanan ki patih dan Damarwulan tidak memerlukan waktu yang
            lama. Setelah sampai di istana, Patih Logender dan Damarwulan
            langsung dipersilakan menuju ke Siti Inggil. Di tempat itu telah
            banyak punggawa yang sedang menghadap sang ratu.

                  “Kanjeng  Ratu,  Patih Logender  hendak menghadap,” kata
            salah seorang penjaga kepada Ratu Ayu Kencana Wungu sambil
            menyembah.

                  “Silakan langsung menghadap!”

                  Tak lama kemudian Patih Logender dan Damarwulan pun
            menghadap. Setelah  memberi hormat dan mengambil  tempat
            duduk,  Patih  Logender  berkata,  “Kanjeng  Ratu,  saya  membawa
            Damarwulan.”

                  “Benarkah, Paman?”

                  “Iya benar Kanjeng Ratu, inilah orangnya.”

                  “Anak muda, benarkah engkau Damarwulan?”

                  “Benar Kanjeng Ratu, saya Damarwulan,” jawab Damarwulan
            sambil menundukkan kepala.

                  “Ki Patih, bagaimana mungkin Ki Patih dapat menemukan
            Damarwulan hanya dalam waktu satu hari?”

                  “Ampun  Kanjeng  Ratu,  sebenarnya  Damarwulan  telah
            lama  tingal  di kepatihan,  tapi baru sekarang hamba  membawa
            Damarwulan menghadap Sang Ratu.”








                                          3
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15