Page 48 - karang Melenguh
P. 48

jauh dari pedalaman kampung dan banyak penggembala
            yang ikut bergabung.

                 Namun,  Bujang  Katinggian  sangat  terperanjat.
            Tiba-tiba  sapi  itu  berbicara  kepada  dirinya  ketika

            mereka saling berhadapan.
                 “Hei… mengapa engkau meninggalkanku kemarin?

            Engkau  harus  disini  menemaniku.  Dasar  binatang
            jahat,” kata sapi itu padanya.

                 Anak itu sangat heran karena ia dapat mengerti apa
            yang dibicarakan sapi itu kepadanya. Bujang Katinggian

            merasa sangat takut. Selain itu, ia juga tidak percaya
            terhadap  pendengarannya.  Ia  mengorek  telinganya

            berkali-kali dan menepuk pipinya berulang-ulang untuk
            meyakinkan diri  bahwa  ia tidak  sedang  bermimpi.

            Namun sia-sia, sapi itu benar-benar menatap matanya
            dan menujukan pembicaraan kepada dirinya.

                 “Ya kamu, makhluk terkutuk! Tidak usah merasa
            heran,  sapi  jahat!”  hardik  sapi  itu  kepada  Bujang

            Katinggian. Bujang semakin tidak mengerti karena sapi
            itu menyebutnya binatang dan sapi pula.

                 “Apa yang sedang  terjadi ini,”  katanya berteriak
            tidak mengerti. Ia menggoyang-goyangkan badannya,

            tetapi terasa sangat berat. Ia menggeleng-gelengkan

                                          40
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53