Page 17 - E-modul Mekanika IPA Tema Mekanika Newton
P. 17

E-MODUL MEKANIKA IPA
                      MEKANIKA NEWTON DALAM KEHIDUPAN


               C.  Gaya-Gaya Seimbang












                                                   Gambar 4. Gaya Seimbang


                     Gaya  seimbang    adalah  keadaan    ketika  dua  gaya  sama  besar,  segaris,

               berlawanan arah kerja pada suatu benda atau defenisi lain yaitu keadaan ketika

               resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol.


               a.  Benda yang dalam keadaan seimbang tidak mengalami perubahan gerak.
               b.  Pengertian tidak mengalami perubahan gerak adalah jika mula-mula benda

                   diam,  benda  akan  tetap  diam  setelah  gaya-gaya  seimbang  bekerja.  Benda

                   akan  terus  bergerak  dengan  kecepatan  tetap  (GLB)  setelah  gaya-gaya
                   seimbang tersebut bekerja.

               c.  Keseimbangan bergantung pada titik tumpu.

               d.  Contoh  gaya  seimbang:  Gaya-gaya  seimbang  antara  gaya  berat  resultan

                   dengan gaya normalnya, gaya mesin pesawat dengan gaya gesekan udaranya
                   menyebabkan pesawat dapat mengudara dengan kecepatan tetap.



               D.  Hukum Newton dari Gerak Rotasi
                     Hukum  Newton  dari  gerak  rotasi  atau  Dinamika  rotasi  ini  dipengaruhi  oleh

               beberapa hal seperti massa, gaya, percepatan, kecepatan, torsi, dll. Besaran fisika

               pada  gerak  rotasi  yang  identik  dengan  massa  pada  gerak  lurus  adalah  momen
               inersia  dan  percepatan  sudut.  Dinamika  rotasi  ini  sebenarnya  menggunakan

               konsep Hukum II Newton, yaitu:


                                                        ΣF = m.a


               Tetapi  karena  ia  berotasi  pada  porosnya  dan  dipengaruhi  oleh  torsi,  sehingga
               rumus dinamika rotasi menjadi:


                                                         Στ = I.α


               Keterangan:


                                                                                                       16
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22