Page 31 - 152_Mediakom_MAR
P. 31
MEDIA UTAMA
DR. AHMAD SYAHRI, SP.P.D., FINASIM
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT
DR. SOERADJI TIRTONEGORO,
KLATEN, JAWA TENGAH
i lingkungan sekitar 40 tahun, stroke dapat terjadi
atau bahkan di keluarga karena faktor risiko komorbid sudah
sendiri, kita pernah mulai muncul. Untuk itu, Ahmad
menemukan seseorang menganjurkan mereka melakukan
Ddengan kelumpuhan general check up, khususnya bagi orang
wajah atau anggota badan serta bicara yang memiliki keluarga dengan riwayat
tidak lancar dan tidak jelas (pelo). faktor risiko. “Lakukan deteksi dini
Ini merupakan gejala yang biasa kita karena ini sangat penting,” kata dia.
jumpai pada pasien stroke. Stroke Ahmad mengingatkan bahwa hal
adalah gejala penurunan fungsi saraf yang berat dan menjadi tantangan
yang diakibatkan oleh tersumbatnya pada pasien stroke adalah pada
pembuluh darah otak. perawatan di rumah setelah pulang
Penyakit stroke dapat dicegah. dari rumah sakit. Pasien dan
Menurut Dr. Ahmad Syahri, Sp.P.D., keluarganya perlu menjaga agar
FINASIM, dari Rumah Sakit Umum faktor risiko, seperti kadar gula darah,
Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro, Klaten, tekanan darah, dan kolesterol, dalam
Jawa Tengah, stroke dapat dicegah batas normal. Pasien juga perlu
melalui perilaku “CERDIK”, yaitu cek agar komorbid itu terkendali. Caranya melakukan aktivitas fisik. Bila kondisi
kesehatan secara berkala, enyahkan dengan memodifikasi gaya hidup, belum memungkinkan, pasien
asap rokok, rajin beraktivitas fisik, diet seperti berolahraga, menurunkan bisa melakukan aktivitas fisik
yang sehat dan seimbang, istirahat berat badan bagi yang mengalami di tempat tidur dengan dibantu
yang cukup, serta kelola stres. obesitas, berhenti merokok, dan anggota keluarga.
“Untuk mencegah dan mengendalikan mengatur pola makan dengan “Bila lebih dari dua minggu otot
stroke, kita terapkan perilaku mengurangi gula, garam, dan lemak. tidak bergerak, maka otot akan
CERDIK,” katanya kepada Mediakom Stres dapat menjadi pencetus mengalami atrofi atau pengecilan. Ini
pada Selasa, 2 Mei lalu. seseorang terkena stroke. Ahmad akan berat dampaknya karena pasien
Ahmad menjelaskan bahwa stroke mencontohkan, misalnya orang yang akan mengalami kelemahan anggota
terjadi karena pecahnya pembuluh stres dapat menjadi kurang tidur atau gerak karena tidak seimbang kanan
darah otak atau tersumbatnya aliran mempengaruhi pola makannya. Stres dan kiri,” kata Ahmad. Untuk itu,
pembuluh darah di otak sehingga otak juga bisa membuat keseimbangan “Jangan malas berolahraga.” M
tidak mendapat nutrisi yang cukup. tubuh terganggu. “Bagi orang yang
Sedikitnya ada dua faktor risiko yang rentan terhadap stres, mereka perlu
menyebabkan seseorang terkena mengetahui faktor penyebabnya dan
stroke, yakni faktor usia, terutama mencari solusi untuk menghindarinya
yang berusia di atas 40 tahun yang sehingga dapat menghindar dari
pembuluh darahnya mulai kaku, penyakit akibat dampak stres,”
tidak elastis; dan faktor yang dapat ujarnya. “Langkah mudah saat
dimodifikasi sebagai faktor komorbid, stress adalah mencari ventilasi. Cari
yakni tekanan darah tinggi, diabetes, teman ‘curhat’. Ini trik sederhana
kolesterol, dan obesitas. “Bila kita dan murah.” Hal yang berat dan
memiliki faktor komorbid, maka yang Stroke bisa terjadi pada orang yang
dapat dilakukan adalah menjaga agar lebih muda, misalnya yang berusia menjadi tantangan
kadarnya normal, baik itu tensi, kadar 25-30 tahun. Namun, menurut Ahmad, pada pasien stroke
gula, kolesterol, maupun berat badan mereka pada umumnya sudah punya adalah pada
normal,” katanya. masalah pada pembuluh darah, perawatan di rumah
Secara umum, kata Ahmad, bila seperti kelainan anatomi pada
kita sudah memiliki komorbid, maka pembuluh darah. setelah pulang dari
yang perlu dilakukan adalah berupaya Bagi orang berusia lebih dari rumah sakit.
APRIL 2023 | MEDIAKOM || 31