Page 18 - ANTROPOLOGI KELAS 12_ 1_Neat
P. 18
a) Sastra berupa bahasa, untaian kata-kata, gaya bahasa,
ungkapan.
Terlepas dari berbagai defini-
b) Sastra tercurah dalam bentuk kitab, karya tulis, tulisan, si yang disebutkan, kamu
karangan, lisan. perlu mencoba mendefinisi-
c) Sastra bernilai seni, indah, artistik, asli sastra berisi ajaran, kan ulang apa itu sastra dan
pendidikan, instruksi, dan pedoman. sastrawan secara sederhana.
2) Bidang Seni Sastra
Seni sastra tidak hanya berhubungan dengan tulisan tetapi
dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan
pengalaman atau pemikiran tertentu. Oleh karena itu, seni
sastra bisa dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Seni Sastra Tulis
Sesuai namanya, seni sastra tulis merupakan bentuk karya
sastra yang dituangkan dalam bentuk tulisan, yaitu
kombinasi huruf yang mempunyai makna atau arti. Banyak
sekali jenis seni sastra tulisan yang berkembang di
masyarakat, misalnya dalam bentuk prosa, puisi, cerita
fiksi, dan essai.
b) Seni Sastra Lisan
Seni sastra lisan disampaikan dengan bahasa lisan , yaitu
dengan dituturkan secara langsung kepada pendengar,
dengan atau tanpa iringan musik tertentu.
3) Fungsi Seni Sastra
Seni sastra yang diwujudkan dalam bentuk karya sastra
memiliki beberapa fungsi penting dalam masyarakat, di
antaranya:
a) Sarana Menyampaikan Pesan Moral
Sastrawan menulis karya sastra, antara lain untuk
menyampaikan model kehidupan yang diidealkan dan
ditampilkan dalam cerita lewat para tokoh. Dengan karya
sastranya, sastrawan menawarkan pesan moral yang
berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan,
memperjuangkan hak dan martabat manusia. Sifat-sifat
itu pada hakikatnya universal, artinya diyakini oleh semua
manusia. Pembaca diharapkan dalam menghayati sifat-
sifat ini dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan
nyata.
Moral dalam karya sastra atau hikmah yang akan
disampaikan oleh sastrawan selalu dalam pengertian yang
baik karena pada awal mula semua karya sastra adalah
baik. Jika dalam cerita ditampilkan sikap dan tingkah laku
tokoh-tokoh yang tidak terpuji, baik mereka berlaku
sebagai tokoh antagonis maupun protagonis, bukan berarti
sastrawan menyarankan bertingkah laku demikian.
Pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah sendiri dari
cerita. Sesuatu yang baik justru akan lebih mencolok bila
dikonfrontasikan dengan yang tidak baik.
b) Sarana Menyampaikan Kritik
Seni sastra, terutama sastra tulisan dapat menjadi sarana
untuk menyampaikan kritik atas fenomena sosial maupun
politik dalam masyarakat. Misalnya, novel atau puisi yang
mengemukakan masalah kemiskinan, perbedaan gender
Kesenian di Indonesia 7