Page 42 - KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN
P. 42
Keberatan Pajak
Dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan kemungkinan terjadi bahwa
Wajib Pajak (WP) merasa kurang/tidak puas atas suatu ketetapan pajak yang dikenakan kepadanya atau atas
pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga. Dalam hal ini WP dapat mengajukan keberatan.
Hal-hal yang Dapat Diajukan Keberatan Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan atas:
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB);
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT);
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB);
Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN);
Pemotongan atau Pemungutan oleh pihak ketiga.
Ketentuan Pengajuan Keberatan
Keberatan diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di tempat WP terdaftar dan/atau
tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan melalui:
Penyampaian secara langsung, termasuk disampaikan ke Kantor Penyuluhan dan Pengamatan
Potensi Perpajakan (KP4) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP) dalam wilayah kerja KPP tempat WP terdaftar dan/atau tempat Pengusaha Kena Pajak
dikukuhkan. Penyampaian surat keberatan diberikan tanda penerimaan surat;
Pos dengan bukti pengiriman surat;
Perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat atau e-Filing melalui
ASP (Application Service Provider). Penyampaian surat keberatan dengan e-Filing melalui ASP,
diberikan bukti penerimaan elektronik. Tanda penerimaan surat, bukti pengiriman surat dan bukti
penerimaan elektronik menjadi bukti penerimaan keberatan.
Surat keberatan harus memenuhi persyaratan:
Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;
Wajib menyebutkan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut
atau jumlah rugi menurut penghitungan WP dan disertai alasan-alasan yang menjadi dasar
penghitungan;
1 (satu) keberatan harus diajukan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak jenis pajak, 1 (satu)
pemotongan pajak, atau 1 (satu) pemungutan pajak;
Page | 38