Page 29 - Pedoman skripsi unesa
P. 29
penulis berusaha merangkaikan fakta sedemikian rupa,
sehingga ia menunjukkan apakah suatu pendapat atau
suatu hal tertentu itu benar atau tidak.”
Kutipan tidak langsung ditulis dengan bahasa penulis
sendiri tanpa tanda kutip yang menyatu dengan teks.
Contoh:
Ternyata sebagian besar penduduk di kawasan Pantai
Selatan Jawa tidak menyadari bahwa mereka tinggal di
daerah kawasan bencana Tsunami (Daryono, 2010)
Tata cara pengutipan ini harus ditetapkan dengan benar.
Kesalahan pengutipan atau pencantuman catatan pustaka
akan mengarah pada plagiarisme.
2) Berdasarkan nama pengarang
Nama pengarang yang terdiri atas tiga orang atau lebih,
menggunakan singkatan dkk. atau et al.
7.Bahasa Skripsi
Sebagai karya ilmiah atau karya keilmuan, skripsi harus ditulis
dengan menggunakan ragam bahasa ilmiah yang ciri-cirinya
adalah objektif, ringkas dan padat, jelas dan lugas, cendekia,
formal, dan taat asas (konsisten). Kalimat yang digunakan harus
gramatikal, logis, lengkap, hemat (tidak mengandung unsur yang
mubazir), tidak rancu, tidak terinterferensi (tidak terpengaruh
kosakata atau struktur bahasa daerah atu bahasa asing). Di
samping itu, ejaan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan Ejaan Yang Disempurnakan (Tim MPK Unesa, 2005:6—
52).
Dalam penulisan skripsi, bentuk pasif di- digunakan sebagai
pengganti kata penulis, peneliti, atau saya. Penggunaan bentuk
pasif tersebut dimaksudkan untuk menghindari munculnya
kesan subjektif Peneliti. Contoh:
Pada bab ini penulis memaparkan.... (salah)
Pada bab ini dipaparkan.... (benar)
Buku Pedoman Skripsi 25