Page 10 - BUKU PENDAMPING BERBASIS E-BOOK MATERI TEKS PUISI KELAS X
P. 10

Teks 2

                                                   Sepeda Tua Ayah
                                                  Karya Siti Maharani

                      Tubuh tua nan renta Ayah membuatku berpikir keras dan membayangkan bagaimana

               hari-hariku tanpanya. Ayah adalah keluarga satu-satunya yang aku miliki saat ini. Kami berdua
               ditinggalkan oleh Ibu dan kedua kakakku 5 tahun lalu. Mereka meninggal dalam kecelakaan
               mini bus saat hendak pulang kampung menghadiri pemakaman almarhumah Nenekku. Sejak
               saat  itulah  Ayah  berusaha  sebaik  mungkin  merawat  dan  mendidikku  dengan  penuh  kasih
               sayang.
                      Aku berjalan menyusuri ruang kecil rumahku yang memisahkan antara dapur dengan
              ruang televisi yang tanpa meja, kursi dan perabotan rumah lainnya. Ruang itu menjadi ruang
              tamu sekaligus juga ruang keluarga. Aku melihat Ayah yang sedang asyik menonton televisi.
                     ”Eh, Gema,” seru Ayah yang menyadari kehadiranku.
                     ”Sini nak,” ajaknya padaku.
                     ”Nonton  apa  Ayah?  Besok  Ayah  jualan  apa  tidak  yah?”  tanyaku  pada  Ayah  sambil
              mendudukkan tubuhku di sebelahnya.
                     ”Inih tuh liat pelawak,” jawab Ayah. ”Hahaha, tuh tuh lucu tuh hahaha,” sambungnya
               lagi sambil tertawa terbahak-bahak.
                     ”Besok Ayah nggak jualan dulu deh, punggung Ayah sakit dari tadi pagi,” ucapnya lagi
               sambil menunjuk punggungnya.
                     ”Maaaana? Sini Gema pijitin, ya udah yah besok Gema aja yang jualan,” ucapku sembari
               memijit punggungnya.
                     ”Kamu nggak sekolah?” tanya Ayah.
                     ”Ayah nih hahaha, besok kan Minggu ya libur lah,” jawabku sambil tertawa kecil.
                     ”Ooo iya iya, lupa. Maklumlah Ayahmu ini sudah tua heheheh,” ucapnya sambil ikut
               tertawa juga.
                     Entah mengapa aku tidak suka Ayah ngomong seperti itu, ucapannya itu menyadarkan
               aku bahwa cepat atau lambat dia akan meninggalkan aku entah itu sebab penyakit atau sebab
               usianya yang sudah tua.
                     Sejak Ibu dan kedua saudariku meninggal, Ayah meminjam uang untuk modal berjualan
              bakso.  Ia  berjualan  dengan  menggunakan  sepeda  ontel  miliknya  yang  walaupun  sudah
               terkumpul uang dan berhasil membayar hutang, sepeda itu tetap ia pakai berjualan hingga

              sekarang. Ayah biasa berjualan di depan SD dan SMP dekat rumah kami. Dulu ia mampu
               berjualan  lebih  jauh  lagi  tapi  sekarang  tidak.  Aku  sudah  menyuruhnya  berjualan  dengan

               menggunakan sepeda motor yang sudah berhasil ia beli, tapi Ayah tidak mau dan sepeda motor

               itu diserahkan padaku untuk transportasi menuju sekolahku.

                       Jika saat libur aku tidak sibuk, aku lebih memilih untuk menggantikannya berjualan
               seperti esok hari.

               ...........

                                              (Sumber: https://www.kompas.id/baca/sastra/2022/10/12/sepeda-tua-ayah)


                 1.  Setelah mencermati kedua teks di atas, kalian dapat menuliskan perbedaan kedua teks
                     tersebut dalam isian tabel di bawah ini.






                                           Modul Pembelajaran Berbasis E-book Materi Teks Puisi Kelas X SMA | 10
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15