Page 20 - E-Modul Pembelajaran Berbasis Masalah Terintegrasi Literasi Sains pada Materi Laju Reaksi
P. 20

 Besi yang terpapar air dan oksigen akan mengalami reaksi kimia yang disebut proses elektrokimia atau korosi. Proses ini melibatkan air, oksigen, dan zat besi. Saat air menyentuh besi, karbon di udara bercampur dengan air membentuk asam karbonat, yang melarutkan sebagian zat besi. Air juga terurai menjadi hidrogen dan oksigen, yang kemudian bereaksi dengan atom besi, menghasilkan senyawa oksida besi atau karat. Selain warna kemerahan atau kecokelatan, karat juga bisa berwarna kehijauan, terutama jika logam terpapar klorida, seperti pada kapal karam di dasar laut.
Peristiwa II
PERISTIWA KEMBANG API
BOBO.Id-Kembang api, salah satu bentuk hiburan visual yang memukau, memiliki sejarah panjang yang berakar pada penemuan bubuk hitam lebih dari seribu tahun yang lalu. Bubuk peledak ini pertama kali ditemukan oleh alkemis Tiongkok dan telah menjadi inti dari pembuatan kembang api sejak saat itu. Komposisi klasik dari kembang api yaitu bubuk hitam—75% kalium nitrat, 15% arang, dan 10% sulfur. Percobaan dilakukan dengan bubuk dicampur dan dimasukkan ke dalam wadah, yang terbuat dari karton atau kertas tebal, untuk menghasilkan kembang api atau petasan dasar. Fungsi utama bubuk ini adalah meluncurkan kembang api ke udara dan menciptakan efek visual yang mengagumkan di langit.
Ketika dinyalakan, proses kimiawi yang kompleks dimulai. Sulfur adalah komponen pertama yang meleleh pada suhu 235°F (112,8°C), mengalir di atas kalium nitrat dan arang. Kombinasi ini kemudian terbakar dengan cepat, menghasilkan energi dan gas dalam jumlah besar, menciptakan ledakan yang menjadi pendorong kembang api. Jika terdapat lubang kecil untuk keluarnya gas, tekanan yang dihasilkan cukup untuk meluncurkan kembang api ke udara. Dalam ruang yang lebih sempit, energi ini memicu ledakan komponen-komponen internal, menghasilkan pola cahaya berwarna di langit malam.
Ukuran butiran bubuk hitam juga memengaruhi kecepatan pembakaran. Mirip dengan perbandingan antara kayu besar dan serbuk gergaji pada api unggun, bubuk hitam dengan butiran lebih halus akan terbakar lebih cepat, menghasilkan ledakan yang lebih intens. Kontrol terhadap ukuran butiran ini memungkinkan pengaturan tingkat energi yang dilepaskan, memastikan efek visual yang diinginkan.
Warna-warna indah yang dihasilkan kembang api berasal dari interaksi energi dengan elektron pada atom. Ketika material dipanaskan, elektron-elektronnya terstimulasi ke tingkat energi yang lebih tinggi. Saat elektron kembali ke kondisi normal, energi dilepaskan dalam bentuk cahaya.
9



























































































   18   19   20   21   22