Page 15 - media elektronik berbasis flip pdf profesional
P. 15
KEGIATAN PEMBELAJARN I
4. Deuteromycota
Gambar 9. Jamur Deuteromycota Gambar 10. Struktur jamur Deuteromycota
Jamur Deuteromycetes adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum
diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak termasuk
dalam kelas jamur Ascomycota atau Basidiumycota. Oleh karena itu, jamur ini merupakan jamur
yang tidak sempurna (jamur imperfeksi). Jamur yang tergolong pada jamur imperfeksi banyak yang
menimbulkan penyakit, misalnya, jamur Helminthosporium oryzae, dapat merusak kecambah,
terutama menyerang buah dan menimbulkan nodanoda hitam pada daun inang; Sclerotium rolfsii
merupakan penyakit busuk pada berbagai tanaman. Jenis jamur dalam kelompok ini yang
menguntungkan adalah jamur oncom (Monilia sitophila atau sekarang bernama Neurospora
sitophila). Ciri-ciri jamur Deuteromycotina ini antara lain hidup saprofit maupun parasit, hifa bersekat-
sekat, dinding selnya dari zat kitin, kebanyakan mikroskopis.
Jamur ini hanya diketahui cara reproduksi secara aseksual saja, yaitu dengan membentuk
blastospora (berbentuk tunas), artrospora (pembentukan spora dengan benang-benang hifa) dan
konidia. Sedangkan reproduksi seksualnya belum diketahui dengan jelas. Tetapi jika dalam
penelitian diketahui reproduksi seksualnya biasanya akan dikeluarkan dari kelompok jamur tidak
sempurna, misalnya jamur Monilia sitophila, sebelum diketahui reproduksi seksualnya digolongkan
pada Deuteromycotina, tetapi sekarang setelah diketahui reproduksi seksualnya yaitu dengan
menghasilkan askospora didalam askus (peritesium) dikelompokkan ke dalam Ascomycotina dan
diganti dengan nama Neurospora sitophila atau Neurospora crassa.
8