Page 37 - E-book Interaktif
P. 37

Cahaya matahari hanya bisa menembus sedikit
         di  antara  daun-daun  yang  rimbun,  sehingga
         lorong  itu  tampak  seperti  goa  alami.  Wah,  ini

         dia  ‘goa’  dari  pohon  cemara  itu!”  seru  Azzam
         takjub.  Ia  segera  mengajak  Ibu  berfoto  di

         bawah lorong pohon tersebut
             Setelah  melewati  lorong  pohon,  Azzam

         melihat  hamparan  pasir  hitam  dan  laut  biru
         yang      luas.     Deburan        ombak        terdengar

         menenangkan. Angin pantai membuat daun-daun
         cemara  bergoyang  lembut.  Banyak  pengunjung
         bermain  pasir,  berfoto,  dan  duduk  santai  di

         bawah pepohonan.
            Azzam segera melepas sandal dan berlari ke

         tepi  pantai.  Ia  senang  sekali  merasakan  pasir
         hangat di kakinya. “Ayo, main air, Yah!” katanya

         sambil menggandeng tangan Ayah.
               Mereka  bermain  air  bersama.  Ombak  kecil

         datang  bergulung,  membasahi  kaki  Azzam.  Ia
         berteriak kegirangan setiap kali air menyentuh
         kakinya. Setelah puas bermain air, Azzam dan

         Ayah membuat istana pasir.
             Mereka  menggunakan  botol  bekas  untuk

         mencetak menara pasir. “Lihat, Bu! Istana pasir
         kita  ada  benderanya  dari  ranting  kecil!”  ujar
         Azzam bangga.



                                                                      25
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42