Page 24 - MODUL BERITA NEWSCATER/ANNOUNCER
P. 24
e. Etika Wawancara
Wawancara pada dasarnya adalah proses komunikasi yang melibatkan dua pihak,
sehingga perlu memperhatikan etika. Berikut etika wawncara yang diekstarksi dari
berbagai sumber:
1) Santun
Kesantunan adalah kunci untuk berkomunikasi dengan sipapun, dimanapun.
Bahkan ketika narasumber kurang santun , tak ada alasan bagi
reporter/pewawancara untuk membalasnya dengan sikap tidak santun.
2) Imparsial, atau tidak memihak.
Wawancara khususnya untuk kepentingan pemberitaan, dilakukan demi
kepentingan public.pewawancara tidak diperbolehkan mengutarakan pendapatnta
(opini) apalagi menggunakan kata penghakiman.
3) Jujur dan objektif
Wawancara harus dilakukan dengan apa adanya. Objektif berarti tidak ada
intervensi pihak manapun yang bersifat subjektif. Objektifitas berarti komitmen
untuk menyampaikan fakta (bukan opini), menempatkan diri setara dengan
narasumber, dan berada di posisi tengah (netral) dalam setiap polemik antara
narasumber.
4) Menghargai hak-hak narasumber Hak-hak narasumber terdiri dari:
Narasumber berhak mendapat perlakuan sopan dan santun dari
pewawancara. Posisi pewawancara dan narasumber itu setara, karena itu
narasumber harus diperlakukan dengan sopan, dan pewawancara jangan
sok penting, apalagi sok kuasa apalagi sok tahu dan menggurui
narasumber. Pewawancara harus menjadi pendengar yang baik dan
menampilkan narasumber sebagai sosok yang penting dan menarik.
Narasumber punya hak untuk tetap diam. Hak untuk no comment. Inilah
yang kerap dilupakan oleh reporter, atau sengaja dilupakan dengan
berdalih dirinya tengah membawa amanah the right for public to know.
Narasumber punya privasi, dan privasi itu harus dihormati. Jangan coba-
coba melanggar privasi orang lain. Sangat tidak etis menembak atau
mending narasumber untuk wawancara, terlebih hal itu dilakukan diruang-
ruang pribadi.
22