Page 184 - revisi e-modul
P. 184

RANGKUMAN


                   Konsep  dan  aturan  dalam  gambar  teknik  sangat  penting  karena
            berfungsi sebagai standar komunikasi visual di dunia teknik dan industri. Salah
            satu aspek utama adalah standarisasi huruf dan angka yang digunakan untuk
            memberi keterangan pada gambar agar tidak terjadi kesalahpahaman. Huruf
            dan angka harus dibuat secara jelas, seragam, dan mudah direproduksi, baik
            dengan mikrofilm maupun metode lain. Selain sebagai pelengkap keterangan,
            huruf  dan  angka  juga  berfungsi  sebagai  hiasan  atau  estetika  gambar,
            sehingga perlu disusun rapi dan menarik. Huruf dan angka pada gambar teknik
            dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu untuk gambar teknik bangunan, serta
            untuk  gambar  teknik  mesin  dan  listrik,  dan  dapat  ditulis  secara  tegak  atau
            miring sesuai kebutuhan.
                   Selanjutnya, aspek penting lainnya adalah standarisasi garis gambar, di
            mana setiap jenis garis memiliki bentuk, ketebalan, dan fungsi yang berbeda.
            Garis-garis  ini  digunakan  untuk  membedakan  bagian-bagian  penting  dari
            objek gambar, seperti kontur, batas potongan, bagian tersembunyi, atau pusat
            sumbu simetri. Misalnya, garis penuh digunakan untuk kontur tembok atau
            plafon, garis putus untuk bagian yang tidak terlihat, dan garis titik-garis untuk
            menunjukkan sumbu atau bagian depan bidang potong. Ketebalan garis dalam
            gambar  CAD  biasanya  berkisar  dari  0.25  mm  hingga  1.0  mm,  dan
            pemilihannya harus disesuaikan dengan skala dan fungsi garis tersebut. Jenis-
            jenis garis utama dalam gambar teknik meliputi: garis gambar (kontur objek),
            garis bayangan (benda tidak terlihat), garis hati (sumbu atau simetri), garis
            ukuran (ukuran objek atau ruang), dan garis potong (batas pemotongan bagian
            gambar).
                   Aspek  terakhir  yang  tak  kalah  penting  adalah  penggunaan  skala
            gambar,  yaitu  perbandingan  ukuran  antara  gambar  dengan  objek  aslinya.

            Karena  keterbatasan  ruang  pada  kertas  gambar,  objek  yang  terlalu  besar
            harus diperkecil, sedangkan objek yang kecil dan kompleks harus diperbesar.
            Skala  ini  dibagi  menjadi  tiga,  yaitu  skala  pembesaran  (contoh:  2:1,  10:1,
            digunakan untuk menggambar benda kecil dengan lebih jelas), skala penuh
            (1:1,  di  mana  ukuran  gambar  sama  dengan  ukuran  asli  benda),  dan  skala
            pengecilan (contoh: 1:5, 1:10, digunakan untuk benda berukuran besar agar
            muat pada media gambar). Pemilihan skala ini penting untuk memudahkan
            pemahaman, pemeriksaan, dan proses produksi di lapangan. Oleh karena itu,
            dalam  menggambar  teknik  harus  selalu  mengacu  pada  standar  skala  agar
            gambar dapat dibaca dan dimengerti oleh semua pihak yang berkaitan.








                                                                                                          170
   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189