Page 18 - Proyek E-Book Interaktif 2
P. 18
kolonial mengeluarkan Staat van Oorlog en Beleg (SOB) yang membatasi kegiatan kaum
pergerakan. SOB kemudian diimplementasikan secara lebih radikal memasuki tahun 1941
dimana pemerintah kolonial lewat PID memantau tokoh-tokoh pergerakan yang memiliki
hubungan dengan Jepang atau hanya sekadar bersimpati kepada Jepang. Beberapa tokoh
seperti Ratulangi dan Douwes Dekker ditahan dan dibuang sedangkan Thamrin diduga
dibunuh oleh PID karena diketahui menjalin hubungan dengan Jepang secara lebih
intensif. Hubungan yang renggang ini berdampak pada semakin apatisnya masyarakat
pribumi Ketika perang semakin mendekat, kasus nyata ditujukan dari sedikitnya
pendaftar pribumi di milisi Hindia Belanda yang hanya berjumlah 5.000-6.000 orang
saja.
C. Kondisis Sosial dan Budaya
Kondisis sosial pada masa Tjarda berada dalam ketidakpastian, dimana terjadi
banyak penghematan termasuk yang dilakukan oleh Gubernur Jenderal sendiri. Kondisi
Pendidikan pada masa Tjarda terbilang cukup baik dengan jumlah total ada 21.000
sekolah dan 40% anak usia 6-8 tahun telah mengenyam Pendidikan. Pada tahun 1940
ketika Belanda diduduki Jerman pun P.J.A. Idenburg selaku Direktur Departemen
Pendidikan dan Agama mengajukan penambahan sekolah sejumlah 1.000 sekolah,
meskipun usulan tersebut ditolak dan hanya
disetujui jika jumlahnya hanya 750 sekolah.
Upaya peningkatan Pendidikan menunjukkan
sisi kebijakan Tjarda yang bersifat progresif
dimana Tjarda menginginkan Pendidikan dapat
diakses dan diharapkan dengan adanya
peningkatan Pendidikan maka akan berdampak
pada peningkatan keterampilan yang berujung
pada peningkatan pendapatan
Secara pembagian sosial, pada masa
kepemimpinan Tjarda terdapat beberapa
golongan masyarakat yang menurut Ong Hok
Ham dibagi menjadi tiga, pertama golongan elite
pribumi yang menerima Pendidikan barat dan
berasal dari golongan priyayi yang biasanya mudah untuk bekerjasama dengan
pemerintah kolonial. Golongan kedua adalah kelas menengah yang ada di kota dan
golongan ketiga adalah kaum buruh dan pekerja terampil. Selain penggolongan tersebut
juga ada golongan masyarakat lain seperti yang terlibat aktivitas politik dan organisasi
maupun yang bersikap apatis. Penggolongan sosial berdasarkan rasialisme juga masih
terjadi, yaitu penggolongan berbasis ras (Eropa, Indo,Timur Jauh dan Pribumi).
D. Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi masyarakat Hindia Belanda tersegmentasi berdasarkan
golongan kebangsaan tertentu, misalnya pribumi hanya sedikit sekali yang bergerak atau
17