Page 26 - E-LKM KOLOID BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM)
P. 26
Desorpsi merupakan proses pelepasan kembali zat kimia yang diserap oleh permukaan
padat. Kemampuan suatu zat padat melakukan desorpsi bergantung pada kepadatan zat kimia,
kekuatan ikatan ke permukaan, dan suhu permukaan. Dalam proses adsorpsi, ketika semua si-
tus adsorben telah terisi sepenuhnya oleh adsorben maka adsorben tersebut berada pada
keadaan jenuh, yang menyebabkan adsorpsi telah mencapai pada titik kesetimbangan. Ketika
titik kesetimbangan tercapai adsorben menjadi tidak aktif. Adsorben yang telah digunakan
akan menghasilkan limbah baru yang berbahaya tentunya pada lingkungan. Desorpsi diper-
lukan untuk meminimalkan bahaya limbah adsorben bila dibuang ke tempat pembuangan mau-
pun bila digunakan kembali. Dapat disimpulkan bahwa Desorpsi: Kebalikan dari adsorpsi, yai-
tu pelepasan molekul atau ion dari permukaan ke dalam medium lain. Desorpsi penting dalam
proses penghilangan adsorben dari permukaan, seperti saat pencucian permukaan logam. Con-
toh: Pencucian Sayur dan Buah untuk Menghilangkan Pestisida Pada buah dan sayuran, sisa
pestisida sering kali menempel pada permukaan. Saat dicuci, molekul pestisida yang te-
radsorpsi dilepaskan atau didesorpsi kembali ke dalam air. Proses ini membantu mengurangi
kandungan pestisida pada permukaan bahan pangan sebelum dikonsumsi.
Absorpsi merupakan suatu proses pemisahan dari suatu campuran gas dengan cara mengikat
bahan tersebut pada permukaan zat cair yang diikuti dengan pelarutan. Atau dapat dikatakan
absorpsi merupakan proses pemisahan dengan mengontakkan campuran gas dengan cairan se-
bagai penyerapnya. Dalam mempelajari absorpsi ada dua istilah yang dikenal yaitu absorben
dan absorbat. Absorbat adalah senyawa atau bahan yang dapat terserap atau terlarut sedangkan
absorben merupakan larutan atau cairan yang dapat melanjutkan bahan yang akan diabsorpsi
baik secara kimia maupun secara fisika. Contoh absorbs dalam kehidupan sehari-hari adalah
Absorpsi di Tubuh Manusia atau Usus. Ini adalah contoh absorpsi zat. Dalam sistem pen-
cernaan, nutrisi hasil pencernaan (seperti protein, karbohidrat, dan lemak) diserap oleh dinding
usus ke dalam aliran darah. Proses ini memungkinkan molekul sederhana tersebut untuk
meresap dari lumen usus melalui membran usus, masuk ke dalam pembuluh darah, dan
kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.
Perbedaan antara adsorpsi dengan absorpsi dapat Berdasarkan mekanismenya, adsorpsi
dapat dibedakan menjadi adsorpsi kimia (kemisorpsi) dan adsorpsi fisika (fisisorpsi). Kedua
adsorpsi tersebut dibedakan oleh panas adsorpsi, reversibility, dan ketebalan lapis adsorben.
1
Panas adsorpsi pada fisisorpsi relatif rendah, 5-40 kJ.mol- sementara pada kemisorpsi relatif
-1
besar, 40- 800 kJ.mol . Adsorpsi fisika melibatkan interaksi yang lebih lemah. Interaksi ini
dapat terjadi antara permukaan padatan dengan molekul terjerap melalui ikatan van der Waals,
dimana gaya yang terlibat disebabkan oleh berfluktuasinya dipol dari adsorbat dengan padatan
yang dapat dipolarisasikan. Akibatnya, zat yang diadsorpsi mudah dilepaskan, sangat reversi-
bel serta memungkinkan terjadinya desorpsi pada suhu yang sama. Ketebalan lapisan yang di-
adsorpsi lebih besar dari diameter adsorbatnya. Sebaliknya, adsorpsi kimia melibatkan suatu
ikatan kimia antara permukaan padatan dengan molekul terjerap. Karakter ikatan ini dapat ter-
letak antara ionik hingga kovalen sehingga panas adsorpsi yang dihasilkan tinggi, mendekati
nilai ikatan kimia. (Widi, 2018)
18