Page 49 - MALIN KUNDANG
P. 49
istana beserta isinya dan istri Aladin ke rumahnya.
Ketika Aladin pulang dari berkeliling, ia sangat terkejut.
Lalu memanggil peri cincin dan bertanya kepadanya apa yang
telah terjadi. "Kalau begitu tolong kembalikan lagi semuanya
kepadaku", seru Aladin. "Maaf Tuan, tenaga saya tidaklah
sebesar peri lampu," ujar peri cincin. "Baik kalau begitu aku
yang akan mengambilnya. Tolong Antarkan kau kesana", seru
Aladin. Sesampainya di Istana, Aladin menyelinap masuk mencari
kamar tempat sang Putri dikurung. "Penyihir itu sedang tidur karena kebanyakan minum
bir", ujar sang Putri. "Baik, jangan kuatir aku akan mengambil kembali lampu ajaib itu, kita
nanti akan menang", jawab Aladin.
Aladin mengendap mendekati penyihir yang sedang tidur. Ternyata lampu ajaib
menyembul dari kantungnya. Aladin kemudian mengambilnya dan segera
menggosoknya. "Singkirkan penjahat ini", seru Aladin
kepada peri lampu. Penyihir terbangun, lalu menyerang
Aladin. Tetapi peri lampu langsung membanting penyihir
itu hingga tewas. "Terima kasih peri lampu, bawalah
kami dan Istana ini kembali ke Persia". Sesampainya di
Persia Aladin hidup bahagia. Ia mempergunakan sihir
dari peri lampu untuk membantu orang-orang miskin dan
kesusahan.
PANGERAN KATAK
Pada suatu waktu, hidup seorang raja yang mempunyai beberapa anak gadis yang cantik,
tetapi anak gadisnya yang paling bungsulah yang paling cantik. Ia memiliki wajah yang
sangat cantik dan selalu terlihat bercahaya. Ia bernama Mary. Di dekat istana raja
terdapat hutan yang luas serta lebat dan di bawah satu pohon limau yang sudah tua ada
sebuah sumur. Suatu hari yang panas, Putri Mary pergi bermain menuju hutan dan duduk
di tepi pancuran yang airnya sangat dingin. Ketika sudah bosan sang Putri mengambil
sebuah bola emas kemudian melemparkannya tinggi-tinggi lalu ia tangkap kembali. Bermain
lempar bola adalah mainan kegemarannya.
Namun, suatu ketika bola emas sang putri tidak bisa
ditangkapnya. Bola itu kemudian jatuh ke tanah dan
menggelinding ke arah telaga, mata sang putri terus
melihat arah bola emasnya, bola terus bergulir hingga
akhirnya lenyap di telaga yang dalam, sampai dasar telaga
itu pun tak terlihat. Sang Putri pun mulai menangis.
Semakin lama tangisannya makin keras. Ketika ia masih
menangis, terdengar suara seseorang berbicar