Page 93 - MALIN KUNDANG
P. 93

ayahandanya ketika ia diasingkan. Putri Tandampalik mengatakan bila keris itu diterima
                   dengan baik oleh Datu Luwu berarti pinangan diterima. Putra Mahkota segera berangkat
                   ke Kerajaan Luwu sendirian. Perjalanan berhari-hari dijalani oleh Putra Mahkota dengan
                   penuh semangat. Setelah sampai di Kerajaan Luwu, Putra Mahkota menceritakan
                   pertemuannya dengan Putri Tandampalik dan menyerahkan keris pusaka itu pada Datu
                   Luwu.


                   Datu Luwu dan permaisuri sangat gembira mendengar berita baik tersebut. Datu Luwu
                   merasa Putra Mahkota adalah seorang pemuda yang gigih, bertutur kata lembut, sopan
                   dan penuh semangat. Maka ia pun menerima keris pusaka itu dengan tulus. Tanpa
                   menunggu lama, Datu Luwu dan permaisuri datang mengunjungi pulau Wajo untuk bertemu
                   dengan anaknya. Pertemuan Datu Luwu dan anak tunggal kesayangannya
                                         sangat mengharukan. Datu Luwu merasa bersalah telah
                                         mengasingkan anaknya. Tetapi sebaliknya, Putri
                                         Tandampalik bersyukur karena rakyat Luwu terhindar
                                         dari penyakit menular yang dideritanya. Akhirnya Putri
                                         Tandampalik menikah dengan Putra Mahkota Bone dan
                                         dilangsungkan di Pulau Wajo. Beberapa tahun kemudian,
                                         Putra Mahkota naik tahta. Beliau menjadi raja yang arif
                                         dan bijaksana.



                                 HIKAYAT BUNGA KEMUNING




                                        Dahulu kala, ada seorang raja yang memiliki sepuluh orang
                                        puteri yang cantik-cantik. Sang raja dikenal sebagai raja
                                        yang bijaksana. Tetapi ia terlalu sibuk dengan kepemim-
                                        pinannya, karena itu ia tidak mampu untuk mendidik anak-
                                        anaknya. Istri sang raja sudah meninggal dunia ketika
                                        melahirkan anaknya yang bungsu, sehingga anak sang raja
                                        diasuh oleh inang pengasuh. Puteri-puteri Raja menjadi
                                        manja dan nakal.                                      Mereka
                   hanya suka bermain di danau. Mereka tak mau belajar dan juga tak mau membantu ayah
                   mereka. Pertengkaran sering terjadi diantara mereka.


                   Kesepuluh puteri itu dinamai dengan nama-nama warna. Puteri Sulung bernama Puteri
                   Jambon. Adik-adiknya dinamai Puteri Jingga, Puteri Nila, Puteri Hijau, Puteri Kelabu,
                   Puteri Oranye, Puteri Merah Merona dan Puteri Kuning, Baju yang mereka pun berwarna
                   sama dengan nama mereka. Dengan begitu, sang raja yang sudah tua dapat mengenali
                   mereka dari jauh. Meskipun kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Puteri Kuning
                   sedikit berbeda, Ia tak terlihat manja dan nakal. Sebaliknya ia selalu riang dan dan
                   tersenyum ramah kepada siapapun. Ia lebih suka bebergian dengan inang pengasuh
                   daripada dengan kakak-kakaknya.
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98