Page 10 - Kel 7_Pendidikan Anti Korupsi
P. 10

Teori
       Teori
                       Moral



                       Moral

                                  Sosial




                                  Sosial












       Teori Moral Sosial (Émile Durkheim)
       Menurut  Émile  Durkheim,  moralitas  tidak  muncul  dari  individu,  tetapi  berasal
       dari  kesadaran  kolektif  masyarakat,  yaitu  sistem  nilai,  norma,  dan  keyakinan
       yang disepakati bersama dan menjadi pedoman hidup sosial. Dalam pandangan
       Durkheim,  masyarakat  memiliki  peran  penting  dalam  membentuk  dan
       mempertahankan           moralitas      anggotanya.Ketika        seseorang       melakukan
       penyimpangan, hal itu menunjukkan adanya gangguan dalam hubungan antara
       individu dengan tatanan sosial, yang disebut sebagai anomi — keadaan di mana
       norma sosial melemah atau kehilangan pengaruhnya.





                                    Dalam  konteks  kasus  korupsi  Harvey  Moeis,  tindakan  korupsi
                                    tersebut  mencerminkan  melemahnya  kontrol  moral  dalam
                                    lingkungan  sosial  dan  profesionalnya.  Pelaku  tidak  lagi  merasa
                                    terikat pada nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan kepentingan
                                    bersama.  Hubungan  antara  individu  dengan  masyarakat  menjadi
                                    longgar  karena  orientasi  hidup  yang  lebih  menekankan  pada
                                    materialisme,  kekuasaan,  dan  keuntungan  pribadi.  Hal  ini
                                    menunjukkan  bahwa  sistem  nilai  yang  seharusnya  menuntun
                                    perilaku  etis  telah  tergantikan  oleh  dorongan  pragmatis  untuk
                                    memperkaya diri.



       Durkheim  menjelaskan  bahwa  kejahatan  sosial  seperti  korupsi  bukan  sekadar
       masalah  hukum,  tetapi  juga  gejala  sosial  yang  menunjukkan  ketidakseimbangan
       dalam  struktur  moral  masyarakat.  Lingkungan  yang  permisif  terhadap
       penyimpangan,  lemahnya  pengawasan,  serta  adanya  budaya  saling  melindungi  di
       kalangan elit, memperkuat kondisi anomi tersebut. Dalam kasus ini, bukan hanya
       individu yang bersalah, tetapi juga lingkungan sosial dan kelembagaan yang gagal
       menegakkan nilai-nilai moral bersama.
       Relevansi  teori  ini  sangat  kuat,  karena  menjelaskan  bahwa  korupsi  merupakan
       akibat  dari  rusaknya  solidaritas  sosial.  Ketika  masyarakat  tidak  lagi  menegakkan
       norma moral dan membiarkan pelanggaran etika terjadi tanpa sanksi sosial, maka
       individu cenderung merasa bebas untuk melanggar aturan
   5   6   7   8   9   10   11   12