Page 17 - 1201-SMP-Siluman-Ular-Sj-Fiks
P. 17
kampung halamannya. Ia sudah bulat akan merantau. Sebenarnya,
ia berat meninggalkan rumah yang banyak menyimpan kenangan
bersama kedua orang tuanya. Akan tetapi, ia harus pergi sesuai
dengan pesan ayahnya.
Sebelum berangkat, La Upe menyempatkan datang ke
makam orang tuanya. Ia mendoakan kedua orang tuanya agar
segala dosa orang tuanya diampuni dan diberikan tempat yang
layak di sisi-Nya. Ia juga membersihkan tanaman liar yang banyak
tumbuh di sekitar kuburan. Dengan langkah yang mantap dan hati
yang bulat, La Upe siap menyongsong kehidupannya yang baru.
Berhari-hari lamanya ia berjalan. Sudah banyak tempat
dilewatinya, tetapi ia belum juga menemukan tempat yang cocok
untuk tinggal. Padahal, uang persediaan sudah menipis.
Pada suatu malam, La Upe sampai di tepi sebuah hutan.
Tidak seorang pun yang tampak di sekitar tempat itu. Hanya suara
jangkrik dan tonggeret yang terdengar sehingga menambah seram
suasana tepi hutan itu. Namun, La Upe tidak merasa takut karena
ia tidak pernah jahat terhadap siapa pun, baik binatang maupun
manusia. Ia juga percaya bahwa Tuhan akan melindunginya.
La Upe berhenti di sebuah gubuk tua. Ia bermaksud akan
tidur untuk melepas kepenatan. Baru saja ia duduk, sayup-sayup
terdengar suara orang meminta tolong.
”Toloooong, toloooong!” teriak orang itu. La Upe mencari
arah datangnya suara. Ia yakin suara itu tidak jauh dari tempatnya
beristirahat.
12