Page 28 - SMP_Legenda Rawa Pening-Sigit-Fiks
P. 28

dari  Ki  Hajar  Salokantara  raib.  Ia  cari  di  sekitar
            tempatnya beristirahat bahkan di balik pelana kudanya,
            tetapi pusaka itu tidak ada. Ia baru teringat bahwa ia

            telah melanggar amanah dari sang Resi. Ia meletakkan
            pusaka sakti itu di atas pangkuannya. Endang Sawitri
            dilanda  rasa  gundah  dan  dilema.  Ia  merasa  sangat

            bingung apa yang harus dilakukan. Kalau ia kembali ke
            padepokan, tentu sang Resi akan sangat marah karena ia
            melalaikan pesan sang Resi. Kalau memutuskan kembali
            ke Desa Ngasem, ia tidak tahu bagaimana dengan acara

            merti desanya dan sedekah bumi itu.
                 “Ya,  Dewata,  Sang  Hyang  Widi  Wasa,  alangkah
            cerobohnya  aku.  Aku lalai,  ya,  Dewata,”  rutuknya

            menyesali  kelalaiannya  sembari  menangis  tersedu-
            sedu.
                 “Mungkin  inilah  jawaban  dari  keraguan  Ibunda

            kepadaku,” katanya lagi merutuki nasibnya.
                 “Namun,  aku  harus  bertanggung  jawab  atas  apa
            yang  aku  lakukan.  Aku harus  menyampaikan  hal  ini

            kepada  Ayahanda.  Apa  pun  yang  terjadi  aku  harus
            pulang,” lanjutnya sambil menuntun kudanya melewati
            tegalan.  Dengan  hati  gundah  dan  langkah  gontai  ia
            akhirnya memutuskan pulang ke Desa Ngasem. Ia akan

            menceritakan pengalamannya tersebut dan siap dengan







                                          16
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33