Page 7 - PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DENGAN STRATEGI DIPLOMASI
P. 7

Bangsa  Indonesia  juga  sadar  bahwa  kekuatan  senjata  bukan  satu-satunya  jalan  untuk

                     mencapai kemerdekaan. Jalur diplomasi atau perundingan adalah jalan  lain yang perlu

                     ditempuh bangsa Indonesia. Hal ini juga menunjukkan bahwa  bangsa Indonesia adalah
                     bangsa yang cinta damai, tetapi lebih mencintai  kemerdekaan.  Mengapa  demikian?

                     Sebab  langkah  diplomasi  kadang  tidak  selamanya  menguntungkan  bangsa  Indonesia,
                     demikian sebaliknya. Maka dalam kajian di bawah ini kamu akan menelaah bagaimana

                     bangsa kita  berusaha menjalankan politik damai untuk mempertahankan kemerdekaan,
                     tetapi juga tidak mengesampingkan dengan kekuatan senjata. Jalan damai apa saja yang

                     ditempuh bangsa Indonesia? Bagaimana dampak jalan yang ditempuh tersebut? Mari

                     kita telaah bersama.




                          Memahami Teks



                      Dengan  memahami  teks  dapat  menumbuhkan
                           karakter  religius,  nasionalisme  dan  Gotong
                      nilai
                      royong, dan integritas peserta didik



                     Selain  dengan  kekuatan  senjata,  perjuangan  bangsa  Indonesia  dalam

                     mempertahankan  kemerdekaannya  juga  dilakukan  melalui    perundingan  atau
                     diplomasi.

                     Diplomasi itu dilakukan dalam tiga cara, yaitu dengan mencari dukungan negara-
                     negara  anggota  PBB,  membawa  masalah  Indonesia-Belanda  ke  hadapan

                     Dewan Keamanan PBB, dan berunding secara langsung dengan Belanda.
                     Melalui forum PBB, misalnya, para tokoh nasional kita mengemukakan masalah

                     bangsa Indonesia di depan sidang Dewan Keamanan PBB. Selanjutnya, para

                     tokoh  dan  pejuang  Indonesia  melakukan  sejumlah  perundingan  langsung
                     dengan Belanda. Sebagai contoh, perundingan permulaan yang  dilaksanakan

                     pada tanggal 10 Februari–12 Maret 1946 yang diprakarsai oleh panglima AFNEI

                     Letjen Philip Christison. Dalam perundingan itu, Archibald Clark Kerr dan Lord
                     Killearn dari Inggris bertindak sebagai penengah. Wakil Indonesia adalah Sutan




                                                                                                         6
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12