Page 61 - Flipbook Keanekaragaman Hayati Melatihkan Keterampilan Literasi Sains Siswa Kelas X SMA
P. 61
B Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Penurunan keanekaragaman hayati dapat dicegah dengan cara melakukan
usaha pelestarian (konservasi) keanekaragaman hayati. Pelestarian
keanekaragaman hayati di Indonesia diatur pemerintah dalam Undang Undang
No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya dan Undang Undang No. 23
tahun 1997 tentang Pengelolalan Lingkungan Hidup dengan tiga azaz, yaitu
tanggung jawab, berkelanjutan, dan bermanfaat. Mengingat pentingnya
keanekaragaman hayati untuk keberlangsungan hidup manusia dan generasi
yang datang, maka perlu dilakukan upaya untuk melestarikannya. Upaya
pelestarian keanekaragaman hayati itu terbagi menjadi dua, yaitu pelestarian
secara in situ dan pelestarian secara ex situ.
1 Pelestarian In Situ
Pelestarian in situ merupakan usaha pelestarian (konservasi) sumber daya
hayati yang dilakukan di habitat aslinya. Pelestarian ini ditekankan agar
makhluk hidup di habitat aslinya tetap terjaga dan terpelihara. Pelestarian ini
dilakukan pada makhluk hidup yang memerlukan habitat khusus atau makhluk
hidup tertentu yang sangat membahayakan kelestariannya jika dipindahkan ke
tempat lain. Pelestarian in situ dapat dilakukan dengan mendirikan beberapa
tempat sebagai berikut.
a Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa merupakan daerah suaka alam yang memiliki ciri khas
yaitu keanekaragaman dan keunikan berbagai satwa dengan habitat relatif
utuh serta memiliki kepentingan pelestarian yang sedang hingga tinggi. Pada
suaka margasatwa dapat dilakukan dengan pembinaan pada habitatnya untuk
mendukung kelestarian spesies tertentu. Beberapa suaka margasatwa yang
terdapat di Indonesia yaitu, Suaka Margasatwa Muara Angke, Suaka
Margasatwa Kerumutan di Riau, dan Suaka Margasatwa Sermo di Kulon Progo.
F l i p b o o k K e a n e k a r a g a m a n H a y a t i | K e l a s X S M A / M A 49