Page 57 - SD_Tiga Dewa Pendiri Jagad Basemah
P. 57

Hari sudah mulai beranjak terang. Perlahan-lahan

            Dewa Atung Bungsu membuka matanya. Pandangannya

            mengedar ke seluruh penjuru. Namun, tidak ada seorang
            pun berada di sekitar pertapaannya. Tidak juga ada
            bekas-bekas tapak jejak kaki atau apa pun. Hanya aroma

            wewangian yang sedikit menyengat masih tercium oleh

            Dewa Atung Bungsu.
                 Dengan tenang Dewa Atung Bungsu berjalan keluar
            gua dan bergabung dengan rombongannya. Bagi Dewa

            Atung Bungsu, ada satu catatan dalam benaknya. Ia telah

            menemukan masumai. Sayang, ketika ia menghentikan
            pertapaannya, hari sudah mulai terang. Selanjutnya,
            mereka meneruskan perjalanan, mencari pusat daerah baru.

                 Mereka menemukan sungai yang belum bernama. Ketika

            ditimbang, ternyata air sungai itu lebih berat daripada
            air Sungai Lematang. Masuklah ia ke wilayah sungai yang
            belum bernama tersebut dan menemukan air terjun.“Tidak

            mungkin aku menembus air terjun ini,” pikir Dewa Atung

            Bungsu, “Aku harus putar haluan.”
                 Air terjun itu menjadi penghalang jalan perahu yang
            ditumpangi Dewa Atung Bungsu. Dewa Atung Bungsu







                                           47
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62