Page 12 - BUKU-METODE-ORKES-KU-RAPORT-KESEHATANKU
P. 12

Anemia  dikatakan  menjadi  suatu  masalah  kesehatan

            masyarakat  apabila  prevalensinya  diatas  20%.  Berdasarkan

            Survei  Kesehatan  Rumah  Tangga  (SKRT)  tahun  2012,

            menunjukkan  bahwa  prevalensi  anemia  pada  remaja  putri
            usia  10-18  tahun  sebesar  57,1%  dan  pada  Wanita  Usia  Subur

            (WUS) usia 19-45 tahun sebesar 39,5%. Hasil Riset Kesehatan

            Dasar (Riskesdas) tahun 2018 di Indonesia prevalensi anemia

            defisiensi  besi  banyak  ditemukan  pada  remaja  perempuan
            sebesar  84,6%.  Data  Dinas  Kesehatan  Provinsi  Kalimantan

            Selatan  tahun  2018  kejadian  anemia  pada  remaja  putri  di

            Kalimantan  Selatan  sebesar  52,98%.  Sedangkan  prevalensi

            anemia  pada  remaja  putri  di  Kabupaten  Banjar  sebesar
            55,85%.  Artinya  prevalensi  kejadian  anemia  di  Kabupaten

            Banjar  berada  diatas  prevalensi  provinsi  dan  juga  menjadi

            masalah  kesehatan  masyarakat  karena  melebihi  angka

            nasional.
                  Remaja  putri  merupakan  kelompok  risiko  tinggi

            mengalami  anemia  dibandingkan  dengan  remaja  putra

            karena kebutuhan absorbsi zat besi memuncak pada umur 14-

            15  tahun  pada  remaja  putri.  Dampak  anemia  gizi  besi  pada



                                          3
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17