Page 457 - Modul MP
P. 457
Materi Pelatihan Inti 4c - Modul Obat dan BMHP
PUSAT PELATIHAN SDMK-BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
g. Pelayanan Kefarmasian di Rumah (home pharmacy care)
Apoteker dapat melakukan kunjungan pasien dan atau pendampingan pasien
untuk pelayanan kefarmasian di rumah dengan persetujuan pasien atau
keluarga terutama bagi pasien khusus yang membutuhkan perhatian lebih.
Pelayanan dilakukan oleh apoteker yg kompeten, memberikan pelayanan untuk
meningkatkan kesembuhan dan kesehatan serta pencegahan komplikasi,
bersifat rahasia dan persetujuan pasien, melakukan telaah atas penata
laksanaan terapi, memelihara hubungan dengan tim kesehatan.
h. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
MESO dilakukan dengan tujuan :
- menemukan Efek Samping Obat (ESO) sedini mungkin terutama yang
berat, tidak dikenal dan frekuensinya jarang
- menentukan frekuensi dan insidensi ESO yang sudah dikenal dan yang
baru saja ditemukan
- meminimalkan risiko kejadian reaksi Obat yang tidak dikehendaki; dan
- mencegah terulangnya kejadian reaksi Obat yang tidak dikehendaki
D. Pemberdayaan Masyarakat dalam Penggunaan Obat
a. Pemberdayaan Masyarakat melalui GeMa CerMat
Penggunaan obat yang rasional merupakan salah satu langkah dalam upaya
pembangunan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di setiap
fasilitas pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, sehingga tercapai
keselamatan pasien (patient safety). Menurut WHO, penggunaan obat
dikatakan rasional apabila pasien menerima obat yang sesuai dengan
kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan, dan dalam
periode waktu yang adekuat. Diperkirakan di seluruh dunia lebih dari 50 %
obat diresepkan dan digunakan secara tidak tepat, termasuk di Indonesia.
Sampai dengan tahun 2013, hasil pemantauan dan evaluasi peresepan di
fasilitas kesehatan dasar (Puskesmas) menunjukkan bahwa penggunaan
antibiotik pada penyakit ISPA Non Pneumonia dan Diare Non Spesifik masih
cukup tinggi, yaitu mendekati 50%.
Selain peresepan secara irrasional oleh tenaga kesehatan dan kurangnya
informasi penggunaan obat yang diberikan oleh tenaga kesehatan,
penggunaan obat secara tidak tepat juga dilakukan oleh masyarakat, baik
kurangnya kepatuhan pasien dalam menggunakan obat yang diresepkan
maupun dalam pengobatan sendiri (swamedikasi). Swamedikasi adalah upaya
pengobatan sendiri yang dilakukan oleh masyarakat sebelum mendatangi
fasilitas pelayanan kesehatan. Data Susenas menunjukkan lebih dari 60%
penduduk Indonesia melakukan swamedikasi, dan hasil Riset Kesehatan
Dasar 2013 menunjukkan 35,2% menyimpan obat di rumah tangga, dimana
86,1% dari obat yang disimpan tersebut adalah antibiotik yang diperoleh tanpa
resep. Swamedikasi secara tidak tepat dapat dilakukan karena berbagai hal
Pelatihan Manajemen Puskesmas | 65