Page 24 - PPh Pasal 23
P. 24
Diminta:
a. Hitunglah PPh pasal 23, bagimana pemungutan pajaknya?
b. Bagaimana seandainya PT. Multi Jasa Rental (MJR) belum dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak?
c. Jika CV. Candra Gemilang (CG) belum menerima bukti potong atas pemotongan
pajak oleh PT. Multi Jasa Rental, bagaimana jurnal CV. (CG)
Jawab :
a. Perhitungan PPh pasal23
Perhitungan PPh pasal 23 yaitu; penghasilan dari sewa mobil adalah dikenakan
dengan tarif 2 % dari jumlah bruto, yaitu:
Dasar pengenaan pajak PPh pasal 23
= Jumlah Bruto = 2% x DPP
= Rp 30.000.000 = 2% x Rp 30.000.000
= Rp 600.000
PT. MJR selaku penyedia jasa harus memotong PPh pasal 23 dengan tarif 2% atau
sebesar Rp 600.000,- dari pembayaran persewaan mobil tersebut, dan pemotongan
pajak tersebut merupakan kredit pajak bagi CV. CG. Sedangkan kewajiban bagi CV.
Candra Gemilang (CG) adalah memungut PPN sebesar 10% yang merupakan Pajak
Masukan bagi PT. MJR.
b. Perlakuan PPN Masukan Bagi Non PKP
Jika PT. MJR belum dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP), maka sesuai
dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku tidak
diperkenankan untuk memungut PPN, sehingga tidak ada mekanisme untuk
memperhitungkan kredit PPN Masukan terhadap PPN Keluaran, dan untuk
pembayaran PPN Masukan tersebut dapat dibebankan sebagai biaya Fiskal.
c. Bukti Potong Belum Diterima
Dalam praktik pelaksanaan perpajakan, seringkali pajaknya sudah dipotong akan
tetapi bukti potongnya belum dibuat dan diserahkan ke penerima penghasilan. Oleh
karena itu perlu bagi penerima penghasilan (CV. CG) untuk menciptakan kontrol
guna mendeteksi hal tersebut. Bentuk kontrol tersebut bisa dibuat dalam jurnal
penerimaan pembayaran sewa nya dengan mengganti UM PPh pasal 23 dengan
21