Page 4 - National Hero Application
P. 4
S E J A R A H P E R J U A N G A N
B A N G S A
P E R J U A N G A N K E M E R D E K A A N
Perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan dimulai sejak abad
ke-16 dengan perlawanan terhadap penjajahan Portugis dan Belanda
yang berlangsung lebih dari 350 tahun, dilanjutkan dengan munculnya
organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan
Partai Nasional Indonesia yang menumbuhkan semangat kebangsaan.
Pada masa penjajahan Jepang yang singkat, semangat perlawanan
tetap hidup melalui berbagai bentuk perlawanan budaya dan politik.
Momentum penting tercapai pada 17 Agustus 1945 ketika Soekarno
dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, meskipun perjuangan belum
selesai karena agresi militer Belanda pada 1947 dan 1948 memicu
perang kemerdekaan hingga pengakuan kedaulatan pada 1949
melalui Konferensi Meja Bundar. Sepanjang proses ini, peran berbagai
golongan, termasuk kaum santri dan pemuda, sangat vital dalam
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan dengan semangat
persatuan dan nasionalisme yang kuat.
P E R J U A N G A N R E V O L U S I
Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, perjuangan
bangsa Indonesia belum usai karena Belanda dan Sekutu tidak
mengakui kemerdekaan tersebut dan berusaha kembali menguasai
wilayah Indonesia. Bangsa Indonesia menghadapi agresi militer
Belanda yang berusaha mengembalikan kekuasaan kolonial melalui
pembentukan negara-negara boneka dan serangkaian pertempuran
fisik seperti Pertempuran Medan Area, Bandung Lautan Api, dan
Pertempuran Surabaya. Selain perlawanan bersenjata, perjuangan
juga dilakukan melalui jalur diplomasi, misalnya Perjanjian Linggarjati
yang mengakui wilayah Republik Indonesia hanya di Jawa, Sumatera,
dan Madura, meskipun ruang gerak Republik semakin sempit akibat
pembentukan negara boneka oleh Belanda. Perjuangan revolusi ini
berlangsung hingga pengakuan kedaulatan Indonesia pada 1949,
menandai kemenangan diplomasi dan perjuangan rakyat
mempertahankan kemerdekaan secara de facto dan de jure.
“ P A H L A W A N H I D U P D A L A M S E T I A P J I W A
A
M
S
L
P
A
D
J
I
A
W
T
E
I
P
A
W
I
A
A
H
N
A
P
“
U
D
L
H
Y A N G B E R A N I ”
Y
N
E
B
G
R
I
”
N
A
A

