Page 69 - BUKU KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 69
Pak Agung mengeluarkan setumpuk berkas dari bawah
mejanya. Ia menyodorkannya kepada Firman. Firman hanya bisa
menelan ludah. Ia juga memberikan satu tiket pesawat tujuan
Jakarta – Surabaya.
“Saya sudah pesan tiket untuk kamu dan ini ada beberapa
laporan yang harus kamu periksa kebenarannya. Kamu tidak
pelru takut, saya akan selalu bersama kamu,”
Firman masih syok berat dengan perintah yang diajukan
oleh pimpinan BPK itu, sangat tidak masuk akal. Bagaimana bisa
seorang anak magang menyelesaikan masalah kompleks seperti
ini. Ia berencana berhenti magang dari BPK RI dan akan membuat
proposal usulan magang yang baru ke kampus.
“Tapi pasti kasihan, sebulan lagi, lho, Man,” Firman
berbicara sendiri.
Firman ragu, tapi membayangkan proses magang yang
sudah ia jalani hampir selesai membuat ia menimbang kembali
tawaran Pak Agung. Apalagi Pak Agung sudah membelikannya
tiket ke Surabaya dan akan menjamin keselamatannya.
Mau tak mau, Firman tetap melangkah melanjutkan
magangnya. Ia menerima tantangan untuk melanjutkan
pemeriksaan tentang laporan keuangan tersebut. Firman
memutuskan berangkat ke Surabaya dan langsung menuju desa
Soropadan yang menjadi catatan dalam nota pemeriksaan.
Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK” 57