Page 9 - etnobotaniii
P. 9
memberikan peluang untuk mengkaji pemanfaatan dari segi kemasyarakatan,
yaitu etnobotani. Disiplin ilmu botani sangat erat dengan ketergantungan manusia
pada tumbuh-tumbuhan, baik secara langsung maupun tidak dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan tumbuhan untuk kehidupan sudah dikenal
sejak lama, sejak zaman dimana para nenek moyang menggunakan pengetahuan
tersebut kemudian di wariskan secara turun-temurun ke setiap generasi. Peranan
etnobotani tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, tetapi juga
akan melindungi dan menjaga kelestarian kekayaan alam oleh masyarakat lokal.
B. Tumbuhan adat
Tumbuhan merupakan sumber daya hayati yang menempati posisi paling
dasar dari sebuah piramida makanan dalam kehidupan dibumi. Dalam kehidupan
manusia, tumbuhan tidak hanya berperan sebagai penyuplai bahan pangan tetapi
berbagai kebutuhan hidup lainnya juga dapat dipenuhi dari tumbuhan. Tumbuhan
dipercayai memiliki makna ritual yang disimbolkan oleh setiap etnis pada upacara
adat, sesuai dengan pemanfaatan berdasarkan pengetahuan lokal.
Upacara adat erat kaitannya dengan ritual-ritual keagamaan. Ritual
keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat berdasarkan kepercayaan yang dianut
oleh masyarakatnya (Kholifah, Gusti dan Yulianti, 2020: 379). Masyarakat adat
suku morone memanfaatkan tumbuhan untuk sumber pangan, obat-obatan dan
keperluan adat sebanyak 124 jenis terdiri 68 jenis untuk sumber pangan, 65 jenis
untuk obat-obatan dan 10 jenis untuk kepentingan upacara adat (Setiawan dan
Qiptiyah, 2014: 110).
Upacara adat merupakan salah satu cara menelusuri jejak sejarah masyarakat
Indonesia, karena Indonesiaa merupakan sebuah Negara yang didiami masyarakat
multi-etnis, yaitu masyarakat yang memiliki beragam suku, ras, kepercayaan, dan
agama beserta adat-istiadat yang mengaturnya. Seperti suku Melayu dengan tari
Zapin-nya, suku Aceh dengan tari saman-nya, suku Batak dengan tari tor-tornya,
dab banyak lagi lainnya (Sabrin, dkk, 2022: 3880).
2