Page 5 - PELAJARAN 20 - DOA SUMBER KEKUATAN-KELAS 6 SD
P. 5
Doa adalah kekuatan kita. Melalui doa, manusia menyadari kehadiran Allah dalam dirinya yang
berkarya dan menyelamatkan. Sesungguhnya, setiap yang kita alami adalah karya Allah yang
layak kita syukuri. Allah hadir dalam diri manusia dalam segala keadaan, baik suka maupun duka.
Dalam doa, kita tidak perlu banyak kata. Doa yang baik jika dalam doa kita mengungkapkan
pujian bagi kemuliaan nama Tuhan, rasa syukur kita dan ungkapan permohonan hati kita pada
Allah.
Ada beberapa pengertian tentang doa menurut ajaran Katolik.
• Santa Teresia dari kanak-kanak Yesus mengartikan doa sebagai ayunan hati, satu pandangan
sederhana ke sorga, satu seruan syukur dan cinta kasih di tengah pencobaan dan di tengah
kegembiraan. (KGK 2558)
• Santo Yohanes dari Damaskus mengartikan doa sebagai pengangkatan jiwa kepada Tuhan,
atau permohonan kepada Tuhan demi hal-hal baik (KGK 2559)
• Dalam buku Iman Katolik, Gereja mengartikan doa sebagai mengangkat hati, mengarahkan
hati kepada Tuhan, menyatakan diri anak Allah, mengakui Allah sebagai Bapa (Iman
Katolik,194)
• Sementara kita biasanya mengartikan doa sebagai berkomunikasi atau berbicara dengan Allah
atau
• Menyadari Tuhan yang hadir dalam diri kita, berkarya dan menyelamatkan kita, maka kita
menanggapinya dengan bersyukur.
Tidak ada yang salah dari pengertian pengertian tersebut, yang penting bahwa dalam doa kita, kita
merendahkan diri di hadapan Allah, dan mohon belas kasih-Nya, agar kita mampu menerima
karunia yang diberikan-Nya kepada kita. Apa yang Tuhan berikan kepada kita adalah yang terbaik
untuk kita, dan mendatangkan keselamatan.
Yakobus dalam suratnya menasihatkan kepada kita agar dalam penderitaan, dan sakit kita berdoa
agar diberi kesembuhan dan mendatangkan pengampunan atas dosa dosa kita. Kita berdoa dalam
iman akan Yesus Kristus, karena doa yang lahir dari iman akan membawa keselamatan. (Yakobus
5: 13- 15)
Melalui doa pula, manusia dimampukan untuk menghadapi penderitaan. Manusia diberi kekuatan
oleh Allah supaya tidak jatuh dalam pencobaan. Apa pencobaannya? Seperti yang tertulis dalam
injil Lukas 22: 39 – 46, pencobaan yang dialami Yesus adalah agar Dia dijauhkan dari penderitaan
yang harus Dia jalani. "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi
bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi” (Lukas 22: 43). Pada saat
seperti ini, Allah mengetahui yang paling baik yang dibutuhkan oleh Yesus, Putra-Nya, yaitu
kekuatan. Maka Allah mengaruniakan kekuatan sehingga Yesus sanggup memikul beban
penderitaan yang harus dijalani, yaitu memanggul salib yang akan dipergunakan untuk
menyalibkan diri-Nya. Dan dengan doa, Yesus mampu menjalani tugas perutusan yaitu
menyelamatkan manusia melalui penderitaan-Nya di kayu salib.
Kitapun sebagai manusia seringkali digoda oleh setan untuk meninggalkan dan menjauh dari
Allah. Saat kita merasa beban hidup dan tanggung jawab yang diserahkan kepada kita terlalu
berat, pada saat itulah setan menggoda manusia agar meninggalkan beban dan tanggung jawab
tersebut. Tetapi bagi orang beriman, dengan beban yang dipikulnya akan semakin mendekatkan
dirinya dengan Allah. Ia akan semakin tekun berdoa agar Allah memberi kekuatan kepadanya
sehingga sanggup memanggul beban dan tanggung jawab itu.
Doa tidak harus banyak kata.
Contoh yang paling sederhana, sebagai pelajar, belajar itu adalah kebutuhan dan hal pokok yang
harus dilakukan. Tetapi seringkali anak-anak tidak mampu menerima godaan seperti acara TV
yang menarik, main game, atau mengikuti ajakan teman untuk bermain. Kalau kita lemah, kita
akan langsung mengikuti godaan tersebut karena nampak menyenangkan. Namun jika kita ikuti,
hal tersebut akan menghancurkan masa depan kita. Maka yang terbaik untuk kita lakukan adalah
berdoa mohon kekuatan agar kita mampu mengatasi godaan tersebut dan tetap fokus belajar.
Yesus memberi teladan kepada kita, “Berdoalah supaya jangan kamu jangan jatuh dalam
pencobaan. (Lukas 22: 46)