Page 16 - Simple Minimalist Travel Magazine Cover
P. 16
SEJARAH CANDI
SEJARAH CANDI
JAGO
AKULTURASI HINDU BUDHA
Candi Jago adalah candi peninggalan
Kerajaan Singasari yang dibangun pada
abad ke-13 Masehi, tepatnya antara tahun
1268-1280. Candi ini didirikan oleh Raja
Kertanegara sebagai penghormatan kepada
ayahnya, Raja Sri Jaya Wisnuardhana. Dalam
Kitab Nagarakretagama karya Mpu
Prapanca, candi ini disebut sebagai
"Jajaghu", yang berarti agung atau terpuji.
Candi Jago memiliki ciri khas perpaduan
gaya Hindu dan Buddha. Ini mencerminkan
kepercayaan yang dianut oleh Raja
Wisnuardhana, yaitu aliran Syiwa Budha,
yang merupakan perpaduan antara Hindu Relief-relief di Candi Jago menggambarkan
dan Buddha. Candi Jago pertama kali berbagai kisah, seperti cerita Tantri,
ditemukan oleh Belanda pada tahun 1834. Kunjarakarna, dan Mahabarata. Candi Jago
Candi Jago memiliki struktur tiga tingkat memperlihatkan sejumlah keterkaitan
dengan relief yang dipahat secara rapi di dengan Kerajaan Singasari terlihat juga dari
setiap dindingnya. pahatan padma (teratai), yang menjulur ke
atas dari bonggolnya, yang menghiasi
tatakan arca-arcanya. Motif teratai
semacam itu sangat populer pada masa
Kerajaan Singasari. Di sekitar Candi Jago
terdapat arca-arca seperti arca Muka Kala,
Amoghapasa, dan tempat untuk menaruh
arca Dewi Buddha.
Candi Jago merupakan perpaduan candi
dari agama Hindu dan Budha. Hal tersebut
juga berpengaruh terhadap fungsi
bangunannya, yakni sebagai tempat untuk
menguburkan jenazah abu Raja
Wisnuwardhana dan juga sebagai tempat
penghormatan atau untuk mendewakan Raja
Wisnuwardhana sebagai tokoh Budha
Amoghapasa
SINGHAEXPLORE 11