Page 131 - TOKSOPLASMOSIS-pada-Hewan
P. 131
malaria dan lain-lain. Metode L-AMP juga banyak dikembangkan
untuk deteksi penyakit-penyakit pada ikan baik yang disebabkan oleh
parasit maupun virus, juga banyak diaplikasikan untuk mendeteksi
penyakit-penyakit pada tanaman.
Loop-mediated isothermal amplification (L-AMP) merupakan
metode diagnosis berbagai penyakit yang mampu mengamplifikasi
DNA secara cepat, akurat, dan efektif . Metode L-AMP tidak
lagi memerlukan tahap denaturasi DNA cetakan dan DNA dapat
diamplifikasi dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang
relatif singkat, serta hasil dapat dilihat secara langsung dengan mata
telanjang; sehingga metode ini dapat dikatakan sederhana karena
hanya memerlukan water bath atau heating block untuk membuat suhu
konstan dalam proses amplifikasi.
Metode L-AMP bekerja dengan memanfaatkan enzim Bst
DNA polymerase yang diperoleh dari Bacillus stearothermophylus. Enzim
tersebut memiliki aktivitas yang tinggi untuk memisahkan rantai
ganda DNA. Metode L-AMP juga memerlukan 4 pasang primer
yang dirancang mampu mengenali 6 sekuen pada DNA target. Inisiasi
proses amplifikasi pada metode L-AMP dijalankan oleh sepasang
primer dalam (inner primer); selanjuatnya sepasang primer luar (outer
primer) dengan bantuan enzim Bst DNA polymerse akan memisahkan
untai ganda DNA target dan melepaskan DNA untai tunggal untuk
proses amplifikasi selanjutnya. Proses amplifikasi merupakan proses
siklik yang dalam setiap siklus akan dihasilkan banyak loop, dan
pada akhirnya akan membentuk stem loop DNA atau struktur yang
menyerupai cauliflower dengan banyak loop, dan reaksi pada L-AMP
dapat dipercepat dengan menambahkan sepasang primer Loop.
Prinsip rancangan primer L-AMP
Rancangan primer yang memiliki sensitivitas dan spesifisitas
tinggi dalam proses amplifikasi pada metode L-AMP merupakan
hal yang sangat penting. Empat primer dibutuhkan dalam metode
122 Toksoplasmosis pada Hewan