Page 28 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 28
Pendahuluan
pedesaan, politik pangan, dan perkebunan. Semua tema ini dipub-
likasikan oleh Prisma, sebuah majalah multidisiplin yang sangat
berpengaruh, terbit sejak 1971 dan berhenti pada 1996.
Di masa kolonial setidaknya ada dua aliran besar pemikiran
sosial ekonomi pedesaan khusunya kajian tentang isu-isu agraria.
Pertama, aliran empiris yang menekankankan perlunya analisis
ekonomi pedesaan dan pertanian yang rinci dan berorientasi la-
pangan. Kedua, adalah aliran yang lebih tertarik memperdebatkan
secara teoritis sifat dasar masyarakat dan ekonomi agraria Indo-
nesia (White, 2006).
Intelektual progresif Indonesia termasuk kaum nasionalis
muda cenderung elitis karena tidak terlalu tertarik dengan kemis-
kinan pedesaan dan kondisi agrarianya. Tetapi apa yang dila-
kukan Iwa Kusumasumantri dan Soekarno berbeda dari kecen-
derungan itu. Iwa menulis buku kecil di Mokswa tahun 1927
berjudul The Peasants’ Movement in Indonesia. Iwa menyoroti kon-
disi ekonomi dan sosial kaum tani dan buruh perkebunan Indo-
nesia, beban berat kaum tani, perjuangan dan konflik tanah antara
raksasa agrobisnis Eropa dan kaum tani, pajak dan upeti yang
diwajibkan pemerintah, dan kegiatan jahat kaum lintah darat.
Sedangkan Soekarno melalui konsep Marhaenya melihat kemis-
kinan kaum tani berlahan sempit sebagi referensinya tentang
sebuah jenis kemiskinan desa dan kondisi agraria yang timpang. 6
Dengan prinsip “berpijak pada realitas ke-Indonesiaan”, pada
tahun 1960-an sebuah kelompok peneliti yang berasosiasi ke
dalam sebuah partai besar di Indonesia melakukan kajian yang
6 Ben White “Diantara Apologia Diskursus Kritis:Transisi Agraria dan
Pelibatan Dunia Ilmiah di Indonesia” dalam Vedi R. Hadiz dan Daniel
Dhakidae, (ed.) Ibid., hlm. 122-123
9