Page 44 - E-Modul Eva Silfiyah Oke_Neat
P. 44
melegalkannya karena bisa memberikan hasil panen 2-3 kali lipat dari tanaman
kapas biasa. Kementan saat itu bersandar pada Undang-Undang Nomor 12/1992
tentang Sistem Budidaya Tanaman. Aturan tersebut tidak mengharuskan adanya
analisis mengenai dampak lingkungan terhadap tanaman transgenik. Pandangan
berbeda datang dari Kementrian Lingkungan Hidup (LH) yang justru
mengharuskan analisis dampak lingkungan untuk tanaman hasil rekayasa
genetika itu. Kementrian LH melihat bahaya kapas transgenik itu berpotensi
menganggu keseimbangan lingkungan. Perbedaan aturan hukum dari dua
kementrian itu jelas-jelas mewakili dua pandangan berbeda terhadap
pengembangan hasil rekayasa genetika. Oleh karena itu, lanjut Khudori,
Permentan tersebut hendaknya ikut tercermin dalam aturan-aturan hukum dari
Kementrian manapun.
36