Page 5 - Latihan Flip Pro
P. 5
Dunia Keperawatan, Volume 5, Nomor 1, Maret 2017: 1-10
Berdasarkan tabel 1 dari 50 ekonomi, sosial-budaya, dan biologis
responden yang diperiksa kadar atau keturunan (10).
hemoglobinnya didapatkan lebih dari Hasil penelitian dan sesuai dengan
setengah (54%) responden mengalami tabel 1 dapat disimpulkan bahwa remaja
anemia, sebagian besar (86%) responden putri di SMP Negeri 4 Banjarbaru
memiiki status gizi yang normal, lebih mayoritas memiliki lama menstruasi dan
dari setengah (60%) responden memiliki panjang siklus menstruasi yang normal.
lama menstruasi yang normal, lebih dari hal ini disebabkan karena responden
setengah (52%) responden memiliki dalam penellitian ini tinggal bersama
panjang siklus menstruasi yang normal, orang tuanya dan di usaha kegiatan
lebih dari setengah (52%) orang tua sekolah SMP Negeri 4 Banjarbaru
responden berpendidikan rendah, dan memiliki petugas kesehatan yang
lebih dari setengah (56%) orang tua berpendidikan D3 kebidanan, sehingga
responden memiliki pendapatan dibawah apabila responden mengalami masalah
UMR kota Banjarbaru. saat menstruasi mereka bisa menayakan
Kadar normal hemoglobin atau sel hal tersebut ke orang tuanya atau ke
darah merah untuk anak SMP adalah ≤12 petugas di usaha kegiatan sekolah di
gram/dl (6). Anemia itu sendiri bukanlah SMP Negeri 4 Banjarbaru, serta orang tua
suatu penyakit melainkan suatu tanda dari juga bisa mengatur pola makan anaknya
keadaan suatu penyakit atau gangguan saat anaknya mengalami menstruasi agar
fungsi tubuh (7). Secara garis besar anaknya tidak mengalami masalah
anemia dapat disebabkan oleh 3 hal yaitu kesehatan.
berkurangnya produksi sel darah merah Lama dan panjang siklus
(hal ini dapat disebabkan kurangnya menstruasi yang tidak normal merupakan
nutrisi, kelainan sumsum tulang, atau salah satu jenis gangguan menstruasi,
karena penyakit), meningkatnya destruksi dimana gangguan menstruasi ini dapat
(penghancuran) sel darah merah, dan dipengaruhi oleh banyak hal, seperti
kehilangan darah (8). Persentase anemia makanan yang dikonsumsi dan aktifitas
pada remaja putri di SMP Negeri 4 fisik faktor hormon dan enzim didalam
Banjarbaru adalah sebesar 54 %, menurut tubuh, masalah dalam vaskular serta
kriteria anemia yang ditentukan WHO hal faktor genetik (keturunan) (11). Hasil
tersebut menunjukkan adanya masalah penelitian indraini, dkk (2009)
kesehatan masyarakat berat (severe menunjukkan kebiasaan mengkonsumsi
public health problem) dengan batas buah dan lauk hewani berhubungan
prevalensi anemia ≥40 persen (9). positif dengan lamanya proses
Status gizi remaja putri di SMP menstruasi, dimana remaja yang banyak
Negeri 4 Banjarbaru mayoritas berada mengkonsumsi lauk hewani dan buah
dalam katagori normal, hal ini akan memiliki lama proses menstruasi
disebabkan karena responden dalam yang lebih normal dibanding dengan
penellitian ini responden tinggal bersama remaja yang tidak mengkonsumsi lauk
orang tuanya sehingga pola dan jenis hewani, serta kebiasaan mengkonsumsi
makanan mereka masih terjamin dan buah berhubungan negatif dengan
dapat diatur oleh orang tua mereka, serta panjang siklus menstruasi yang normal,
tempat tinggal responden yang dekat dimana semakin banyak remaja putri
dengan pasar yang menyebabkan orang mengkonsumsi buah maka jarak antara
tua responden mudah mendapatkan bahan menstruasinya akan semakin jauh dari
makanan. Ada beberapa faktor yang jarak normal panjang siklus menstruasi
dapat mempengaruhi status gizi (12).
seseorang seperti faktor lingkungan, Pada tabel 1, dapat dilihat
mayoritas tingkat pendidikan orang tua
3