Page 47 - Microsoft Word - 9bc1-0ddb-f02f-a1bb
P. 47

(f)  Nekrosa, yaitu matinya sel-sel tulang yang disebabkan oleh kerusakan periosteum yang bertugas

                 membangun sel tulang,  kelainan pada tulang sebagai akibat adanya selaput tulang (periosteum)

                 yang  rusak  sehingga  bagian  sel-  sel  tulangnya  tidak  memperoleh  makanan  menyebabkan  sel
                 tulang mati dan mengering.











                               Gambar  3.6: Nekrosa
                        Sumber: https://www.biologiedukasi.com/2017/11/kelainan-dan-gangguan-pada-
                                tulang.html
            (g)  Osteomalasia,  yaitu  terjadinya  kelambatan  proses  osifikas  pada  saat  bayi.  Jika  telah  dawasa

                 biasanya akan menimbulkan pembentukan kaki yang bertipe O atau X.
                    Kelainan ini paling sering dialami oleh orang  yang kekurangan vitamin D dan mendapatkan

                 sedikit paparan sinar matahari. Oleh karena itu, osteomalasia dapat dicegah dengan mengonsumsi

                 makanan sumber vitamin D dan sering berjemur.









                        Gambar 3.7: osteomalasia
                        Sumber: https://nakita.grid.id/tag/osteomalasia
            (h)  Rachitis, merupakan penyakit tulang, di mana tulang kurang keras karena kekurangan vitamin D.

                 Akibat  rakhitis  adalah  tulang  kaki  (tibia  dan  fibula)  menjadi  bengkok  sehingga  tampak
                 membentuk  huruf  O  atau  X.  Rakhitis  dapat  pula  menyebabkan  penyakit  dada  mertapi,  yaitu

                 batang  tulang  belakang  memendek.  Penyebab  utama  rakitis  adalah  kurangnya  vitamin  D  yang
                 berperan penting dalam proses penyerapan kalsium, yaitu zat pembentuk struktur tulang. Meski

                 begitu,  rakitis  juga  bisa  terjadi  akibat  faktor  keturunan.  Kondisi  ini  dapat  menimbulkan  gejala

                 berupa  pegal-pegal,  nyeri  otot,  kesemutan,  dan  nyeri  pada  tulang,  terutama  setelah  melakukan
                 banyak aktivitas fisik





                                                  Gambar 3.8: Rachitis
                                     Sumber: https://wdrfree.com/stock-vector/rachitis

                                                                                                           38
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52