Page 43 - E-Book Interaktif CTL Tumbuhan (Izzah Rosyidah_068)
P. 43
5. Asam Absisat
Penemuan berbagai hormon tumbuhan memberikan jalan baru untuk
menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan. Para ilmuwan menduga bahwa ada zat
atau hormon tumbuhan lain yang tidak hanya merangsang, tetapi menghambat
pertumbuhan dan perkembangan. Pada sekitar 1940-an Torsten Hemberg dari Swedia
melaporkan adanya zat inhibitor (penghambat) yang mencegah efek IAA terhadap
dormansi tunas kentang. Hemberg memberi nama zat penghambat ini dormin, karena
pengaruhnya terhadap dormansi tunas.
Pada awal 1960, Philip Woreing
meneliti temuan Hemberg. Ia melaporkan
bahwa pemberian dormin dapat
menginduksi dormansi. Pada waktu yang
sama, F.T. Addicott menemukan zat yang
merangsang absisi buah tanaman kapas. Ia
memberi nama zat ini abscisin. Para ahli
botani terkejut mengetahui bahwa dormin
Gambar 16. Tanaman buncis berbuah lebat dan abscisin adalah zat yang sama. Zat ini
karena adanya hormon ABA
Sumber : https://kabartani.com/ kemudian diberi nama asam absisat atau
ABA. Asam absisat terdapat pada angiospermae, gymnospermae, dan lumut tetapi tidak
pada lumut hati. ABA bergerak ke seluruh bagian tumbuhan melalui xilem, floem, dan
parenkim. ABA memiliki beberapa pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan, di antaranya sebagai berikut.
1) Mengatur dormansi tunas dan biji.
2) Memberikan pengaruh yang berlawanan dengan hormon tumbuhan lain.
Misalnya, ABA menghambat produksi amilase pada biji yang diberi giberelin.
3) Menghambat pemanjangan dan pertumbuhan sel yang dirangsang oleh IAA.
4) Menyebabkan penutupan stomata.
5) Tidak bersifat racun terhadap tumbuhan, meskipun ABA menghambat
pertumbuhan.
33
Pertumbuhan & Perkembangan Tumbuhan