Page 395 - RBDCNeat
P. 395
tersebut. Dan beliau berkata “Din, Dini jangan fokus pada
kekurangan saja. Dan jangan sampai Dini tinggal di Asrama
hanya untuk ngaji saja. Tapi Dini juga harus ada nilai tambah
untuk financial” beliau melihat aku kaya yang diam saja dan
tidak mau berusaha, padahal waktu itu
Aku sedang memikirkan kira-kira harus mulai usaha
dari mana untuk menutupi biaya kebutuhan ku sehari-hari
di Asrama, karena orang tua ku pun sudah tidak bisa lagi
ngasih bisa untuk ku. Saat itu, Aku pun hanya bisa menangis
setelah mendengar perkataan dari senior Asrama tersebut.
“Ya Allah..... kenapa seperti ini. Padahal kalau Asrama
sudah tidak mengharapkan keberadaan ku lagi, aku tinggal
dikeluarkan saja dari Asrama ini dan aku pun akan kembali
ke rumah” lirih ku dalam hati.
Karena aku punya harga diri, dan tidak mau dianggap
orang yang hanya bisa diam saja. Hingga aku pun berusaha
untuk bisa mandiri diri sisi financial. Akhirnya aku mulai
berjualan gorengan di kampus UIN. Setiap hari aku pergi ke
kampus dengan membawa gorengan untuk dijual.
Dengan berjalan yang tertatih-tatih, hujan dan panas pun
tidak aku hiraukan, aku tetap berjualan demi menjemput
rizki. Aku pun pernah tarik-menarik dengan security karena
tidak boleh jualan di kampus. Hari demi hari pun aku jalani
status ku sebagai penjual gorengan di kampus. Terkadang
ada perasaan malu ketika ketemu dengan dosen, dan dosen
tersebut melihat ku yang hanya bisa jadi penjual gorengan
setelah lulus kuliah. Tapi ya gimana lagi, baru ini yang bisa
Roda Berputar dalam Cahaya | 359