Page 56 - E-MODUL PENYANGGA K13
P. 56

Bagaimana  prinsip  kerja  sistem  penyangga


                dalam                   tubuh                  manusia?                         Mari              kita             simak



                penjelasan berikut!




                          Reaksi-reaksi    kimia    yang    terjadi    di    dalam    tubuh

                 manusia  merupakan  reaksi  enzimatis,  yaitu  reaksi-reaksi

                  yang    melibatkan  enzim    sebagai    katalis.    Enzim    sebagai


                 katalis  hanya  dapat  bekerja dengan baik pada pH tertentu


                (pH optimumnya). Agar enzim tetap bekerja secara optimum,

                diperlukan lingkungan reaksi dengan pH yang  relative  tetap.


                 Untuk  itu,  diperlukan  larutan  penyangga.  Di dalam setiap

                cairan tubuh terdapat pasangan asam-basa konjugasi yang


                 berfungsi  sebagai  larutan  penyangga.  Cairan  tubuh,  baik

                sebagai  cairan  intra  sel  (dalam  sel)  maupun  cairan  ekstra


                sel  (di luar  sel)  memerlukan  sistem  penyangga  tersebut

                  untuk  mempertahankan  nilai  pH  cairan.  Sistem  penyangga


                ekstra sel yang H CO / HCO ˉ) yang berperan dalam  menjaga
                                                                        3
                                                           3
                                                   2

                pH  darah,  dan  sistem  penyangga  fosfat  (H POˉ/HPO) yang
                                                                                                                2

                berperan menjaga pH cairan intra sel.

                     1.  Sistem penyangga karbonat dalam darah

                         Darah mempunyai pH yang relatif tetap sekitar 7,4. Hal ini



                         dimungkinkan  karena  adanya  sistem  penyangga  H 2

                         CO₃/HCO₃ˉ,  sehingga  meskipun  setiap  saat  darah

                         kemasukan  berbagai  zat  yang  bersifat  asam  maupun


                         basa tetapi pengaruhnya terhadap perubahan pH dapat

                         dinetralisir. Jika dalam darah kemasukan zat yang bersifat


                         asam,  maka  ion  H    dari  asam  tersebut  akan  bereaksi
                                                                  +
                         dengan HCO₃ˉ


                         H  +  HCOˉ ⇌ H  CO                    3
                             +
                                            3
                                                       2
                         Sebaliknya,    jika    darah    kemasukan    zat    yang    bersifat

                          basa, maka ion OHˉ akan bereaksi dengan H  CO  :
                                                                                                                    2
                                                                                                                           3
                                                               -
                                -
                         OH + H CO  ⇌ HCO  + H O
                                                                        2
                                                              3
                                               3
                                       2
                           Perbandingan  konsetrasi  H  CO₃    :  HCO₃    dalam    darah
                                                                                    2
                         sekitar  20  :  1.  Hal  ini  dapat  terjadi  karena  adanya
                           kesetimbangan  antara  CO  yang  terlarut  dalam  darah
                                                                                   2

                         dengan  H  CO  ,  serta  kesetimbangan  kelarutan  gas  CO
                                               2
                          dari paru-paru dengan CO  yang terlarut.
                                                                                         2
                               2






                                                                             56
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61