Page 13 - Microsoft Word - a825c180c1cf83b3a23c5b6f22f24df5176bc86df9920ad4f4b7687800b1bca2
P. 13
cahaya mempunyai kekuatan yang disebut intensitas cahaya yang diukur dalam satuan
kandela dan tidak semua benda bisa menjadi sumber cahaya. Sebuah benda harus dapat
merefleksikan cahaya ke mata agar bisa terlihat. Selanjutnya pada bagian keempat
(Pembiasan Cahaya) dijelaskan terjadinya pembiasaan pada cahaya, seperti pada peristiwa
pensil yang seolah-olah patah saat dimasukkan ke air yang disebabkan besar dari indeks bias
air di dalam gelas dengan indeks bias udara. Sama halnya dengan pembiasan yang terjadi di
udara, yaitu fenomena terlihatnya permukaan jalan yang berair pada suatu hari yang panas
atau disebut fatamorgana. Selain pembiasan, pada bagian kelima (Pemantulan Cahaya)
dijelaskan bahwa cahaya juga dapat mengalami pemantulan yang disebut refleksi internal
total, yaitu ketika sinar membuat sudut sekitar 45 derajat terhadap normal, seluruh sinxar
akan dipantulkan kembali, jika sudut dibuat lebih besar dari 45 derajat akan menyebabkan
tidak ada lagi sinar yang tampak. Bagian ini juga menjelaskan proses terjadinya pelangi
karena suatu sinar cahaya matahari yang memasuki butiran air pada permukaan atasnya, lalu
di refleksikan sebagian, dan sisanya dibiaskan ke dalam butiran air tersebut. Bagian keenam
(Campuran Warna dan Pigmen) membahas zat warna yang tersusun pada cahaya atas
beberapa spektrum warna. Spektrum terdiri dari warna-warna merah, oranye, kuning, hijau
biru, dan violet. Langit berwarna biru disebabkan oleh fenomena resonansi pada suaara.
Setiap 10 foton violet yang dihamburkan hanya ada 1 foton merah yang dihamburkan.
Matahari terbenam berwarna merah disebabkan oleh sinar yang ber frekuensi lebih rendah
seperti merah, oranye, kuning lebih mudah dihamburkan dibanding sinar biru. Bagian
Ketujuh (Difraksi) menjelaskan pengertian difraksi, yaitu pembelokan gelombang ketika
sedang melalui bagian tepi suatu penghalang atau suatu lubang. Bagian Kedelapan (Laser)
menjelaskan manfaat laser dalam pengobatan, yaitu untuk menyatukan sebuah retina yang
terlepas kembali ke posisinya di dalam mata dengan pancaran radiasi yang menguatkan
cahaya. Di bagian kesembilan (Cermin) membahas bagaimana terjadinya bayangan yang
dihasilkan cermin datar dan cermin lengkung. Bagian Kesepuluh (Kamera) membahas
kamera fotografi, yaitu alat optik yang paling sederhana, lensa tunggal digantikan dengan
suatu gabungan lensa-lensa untuk meningkatkan ketajaman dan karakter bayangan lainnya.
Bagian Kesebelas (Mata dan Lensa) menjelaskan proses melihat pada mata manusia dan
lwnsa yang digunakan untuk membantu proses melihat pada cacat mata. Agar bisa melihat
dengan jelas, penderita rabun dekat dapat menggunakan lensa cembung/positif. Sedangkan
penderita rabun jauh menggunakan lensa cekung/negatif. Bagian Keduabelas (Mikroskop,
Teleskop, dan Teropong Medan) Menjelaskan pengertian dan kegunaan alat-alat tersebut.
Mikroskop digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat kecil, misalnya mikroba.
Teleskop digunakan untuk membantu melihat benda yang sangat jauh misalnya bintang-
bintang di langit, dan teropong medan digunakan untuk melihat obyek-obyek jauh yang
berada di permukaan bumi.
Membaca buku ini mengajak saya untuk mengenali ilmu fisika dalam kehidupan sehari-
hari saya, dan menyadarkan saya betapa dekatnya kehidupan kita dengan alam. Selain
menambah pengetahuan, buku ini juga memberi tahu kita bahwa belajar tidak harus sulit dan
membosankan karena kita dapat belajar dari hal-hal yang paling dekat dengan kita, yaitu
lingkungan alam kita sendiri.
Hal | 12

