Page 14 - Renungan El Bethel - Oktober2022
P. 14
A
K
N
A
Y
A
SEBU
H
A
H
SIRN
SIRNANYA SEBUAH HAK
Karena jikalau kita sudah menjadi satu dengan Dia, dengan mengambil bahagian di dalam hal
mati-Nya, begitu juga kita menjadi satu dengan Dia di dalam hal kebangkitan-Nya,
Roma 6:5
Bacaan: Roma 6:1-23
tu
a
u
suatu pagi yang cerah, saya hendak bepergian menggunakan kereta. Di kala menunggu
s
kereta saya datang, tiba-tiba tatapan saya terhenti di kumpulan rel kereta api yang
DI anyak. Ada jalur menuju kota A, ada juga jalur ke kota B. Ada arah pulang dari kota A
b
dan ada juga arah pulang dari kota B. Banyak arah rel yang bisa kita tuju, tinggal ke arah mana
kita mau pergi.
Di pagi itu saya terbersit sebuah pemikiran yang membuat saya merenung. Setiap manusia yang
lahir memiliki banyak jalan yang bisa ia tuju, banyak pilihan hidup yang bisa dia ambil. Banyak
jenjang karir yang bisa dia pilih, mau itu baik ataupun buruk, mau itu menyenangkan maupun
menyakitkan. Saya pun merenung, sebagai manusia yang ber-Tuhan, apa yang membedakan kita
dengan orang-orang lain yang sama-sama memiliki hak untuk memilih jalan hidupnya, berhak
memilih arah hidupnya, dengan kita sebagai orang-orang yang sudah berkomitmen memberikan
hidup kita kepada Tuhan?
Lalu sayapun mendapat sebuah kesimpulan, bahwa pengorbanan yang terbesar adalah
pengorbanan kehidupan, karena ketika kita memberi hidup maka sejatinya sepanjang nafas kita,
waktu kita, uang kita, ataupun semua yang kita miliki bukanlah milik kita lagi. Ketika kita memberi
hidup kita, maka kita sudah kehilangan hak untuk memilih. Ketika kita sudah memberikan hidup
kita kepada Tuhan, sebenarnya kita sudah belajar memberikan yang terbaik dalam hidup kita.
Baik itu waktu, tenaga, pikiran, uang, bahkan hak untuk memilih jalan hidup kita. Kita sedang
belajar menggantungkan semua masa depan kita pada Tuhan, yang empunya kehidupan kita.
PERENUNGAN
1. Apa arti penyerahan hidup bagi anda?
2. Sudah pernahkah anda berkomitmen untuk memberikan hidup anda kepada Tuhan?
3. Adakah moment di dalam hidup anda mengalami peperangan dalam hati, antara keinginan
kita pribadi dengan keinginan Tuhan?
DOA
“Bapa kami yang di dalam surga, kami bersyukur Tuhan untuk setiap kejadian yang boleh kami
lewati bersama-Mu dalam kehidupan kami. Kami bersyukur Bapa sampai hari ini kami tidak
menyesal untuk memberikan kehidupan kami pada-Mu, Allah kami yang hidup. Ajar kami selalu
untuk terus belajar memberikan yang terbaik dalam kehidupan kami kepada-Mu. Kami serahkan
semua hidup kami ke dalam tangan-Mu. Dalam nama Yesus kami berdoa dan bersyukur. Haleluya,
Amin” RABU
RABU
(Dimas)
12 OKTOBER 202
2