Page 38 - Flipbook Materi Mandar Ernawati
P. 38
34
Kopral : “Apa yang engkau jual? Ayo katakan cepat! Jangan membuatku
untuk segera menembakmu...” (menodongkan senjata dikepala
penjual ikan)
Penjual ikan : (Bernada takut) “Ya bau Tuan”.
Kopral : “Bau kapten..”
Kapten : “Apa kau bilang saya bau”???? (marah)
Kopral : “Ikan kapten, ikan...”!
Kapten : “Tidak ada yang berani melawanku, siapa yang berani,tak segan-
segan kumenembaknya,haha...”.
Penjual ikan : (Naik darah dan marah) “Tuan tidak bisa semena-menaya
menindas kami biadab!!!! Tidak berperikemanusiaan”!!
Kapten : (Marah). “Kopral… Bunuh dia! Orang ini telah lancang”!
Kopral : “Melo' matea???? Andung towandatu 'u tega". (pura-pura
menodongkan senjata,) ayo berlutut minta maaf kemudian kamu
diampuni”!
Kapten : “Tembak saja”!!
Kopral : (memutar otak) “Maafkan saja kapten, kan dia hisa dia jadikan
antek-antek kita bagaimana Kapten??? (penuh harap)
Kapten : “Baik, tetapi serahkan semua yang kamu bawa”!.
Penjual ikan : “Tidak bisa tuan jangan seenaknya, apa tuan pikir kebebasan dan
kemerdekaan hanya milik orang-orang yang berkuasa seperti
tuan,?? Jangan menghina kemerdekaan”!!
Kapten : “Apa katamu”?? (menodongkan senjata)
Penjual ikan : “Tidak akan kami jual harga diri kami hanya karena ingin
menjadi budak musuh sampai titik darah penghabisan!!! sekali
berarti sesudah itu, MATI hahahaha (meniru gaya Belanda)”
(Kapten pun menembaknya suasana tiba-tiba hening)
Kapten : “Lihat lihatlah semuanya disini yang melihat aku telah
membunuhnya (mendekati koprul dan menodongkan senjata di
kepalanya) kamu Kopral jika melawanku kau juga akan kubunuh
hahahahah....”!
(meninggalkan tempat dan penjual ikan yang sekarat berlumuran
darah)
Adegan 4
Kediaman Raja
Bunyi desing peluru gaduh di mana-mana semua rakyat panik perangan terjadi
pertumpahan darahpun tak terelakan lagi tiba-tiba masuklah warga, ia datang hendak
melapor bahwa ada rakyat yang mati tertembak oleh Belanda
Rakyat : “Puang puang rakyat kita tertembak puang bagaimana ini???
Cicci : “Ada apa, .ada apa ini? Puatta Maradia sementara sembahyang”.
Rakyat : “Rakyat… Rakyat.... ada yang tertembak...”
Cicci : “Hah... siapa yang menembaknya”??
Rakyat : “Belanda yang menembaknya”.
Cicci : “Kurang ajar kau Balanda puang harus tahu berita ini”! (Cicci
pun masuk dan berpapasan dengan puang maradia)
Raja : “Ada apa ini.. ada apa”??