Page 10 - BUKU BAHASA INDONESIA_BAB 1-5 KLS VIII_Clear
P. 10
Perhatikanlah teks berita berikut ini!
Sederhana. Itulah kesan yang terpancar dari wajah Soleman Ngongo,
warga Desa Tematana, Kecamatan Wewena Timur, Kabupaten
Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Bahkan kala berada di Istana
untuk menerima penghargaan Kalpataru, Soleman tidak memakai
alas kaki alias 'nyeker'. Alasannya, takut Istana kotor.
"Saya tadi pakai sandal, tapi ditinggalkan di luar.
Takut kotor. Lagipula tidak apa-apa saya begini,
sudah biasa," kata Soleman saat ditemui
wartawan usai penyerahan penghargaan Piala
Adipura dan Kalpataru di Istana Negara, Jl
Veteran, Jakarta, Selasa (7/6/2011).
Soleman mengaku telah 40 tahun mengabdi
sebagai penjaga dan perawat 240 pintu air
primer, 140 sekunder, dan 160 pintu air tersier.
"Selama 40 tahun. Karena pernah Tuhan kita
berdoa jadi Bapa kasih tanda istilahnya. Jadi
bersyukur dan kita terima kasih," cerita Soleman
dengan logat Sumba yang kental
Berapa penghasilan Soleman sebulan dengan menjadi seorang penunggu
pintu air? Anda mungkin tak percaya, pria sederhana ini cuma
mendapatkan uang sebesar Rp 500 saja.
"Dulu saya mulai bekerja sejak zaman Pak Harto tahun 1980-an.
Awalnya tanpa dibayar, lalu setelah beberapa bulan, baru dibayar Rp
500 per bulan," kisah Soleman dengan semangat.
Menjadi penjaga pintu air selama 40 tahun, Soleman mengaku ikhlas
menjalankan tugasnya. Penghasilan yang tidak seberapa itu tak lantas
membuatnya meninggalkan kegiatan tersebut, sebab tujuan utamanya
adalah menjaga kelestarian alam saja. Dia menuturkan, hutan kini
banyak yang ditebangi. Sehingga bersama dengan masyarakat lain, dia
bergotong-royong untuk menanam pohon.
"Perlindungan alam saja, yang artinya kita kan penjaga air, penjaga air
dulu masih hutan toh. Masih belum, hutan-hutan tidak ada, sebagian
besar ditebang tebang masyarakat. Jadi kita usahakan berkumpul dengan
masyarakat, kita gotong-royong menanam pohon. Sebelumnya kita
tanam pakai anggaran sendiri 5-6 orang," ungkap pria berkulit gelap ini.
Mendapatkan penghargaan Kalpataru dan bisa bertemu langsung dengan
Presiden, bukan tujuan utama Soleman menekuni pekerjaannya. Namun
kunjungannya ke Jakarta kali ini menjadi hari yang membahagiakan
baginya, dan dia pun sangat bersyukur.
3 Bahasa Indonesia | SMP/MTs Kelas VIII