Page 3 - PERTEMUAN 3 (BAB 2)
P. 3
Ciri Kebahasaan contoh
1. Kata atau Kalimat Bersifat Lampau Prajurit-prajurit yang telah diperintahkan
membersihkan gedung bekas asrama telah
Kalimat yang sifatnya lampau ini biasanya
menyelesaikan tugasnya
digunakan dalam novel sejarah untuk
menguatkan gambaran serta konteks latar
waktu dan latar tempatnya.
Makanya, jangan heran kalau dalam novel
sejarah, kamu akan menemukan kata-kata
yang sudah tidak umum digunakan pada
zaman sekarang.
2. Kata kerja yang sifatnya lampau
Biasanya digunakan dalam novel sejarah Contohnya penggunaan kata kerja bersifat lampau
untuk menguatkan gambaran serta konteks dalam novel “Gajah Mada: Perang Bubat” adalah
latar waktu dan latar tempat terjadinya “Dikawal beberapa abdi dan prajuritnya, Raja
cerita dalam novel. Makanya jangan heran
Sunda Galuh kembali ke balairung didampingi
kalau dalam novel sejarah, kamu akan Permaisuri”. Pada kalimat tersebut terdapat kata
menemukan kata-kata yang sudah tidak “abdi” yang sudah tidak pernah digunakan pada
umum digunakan pada zaman sekarang zaman sekarang kan? Nah, kata “abdi” inilah yang
dinamakan kata yang sifatnya lampau.
3. Banyak menggunakan kata yang menyatakan a. Setelah juara gulat itu pergi, Sang Adipati
urutan waktu (konjungsi kronologis, bangkit dan berjalan tenang-tenang masuk ke
temporal), seperti: sejak saat itu, setelah itu, Kadipaten
mula-mula, kemudian.
b. “Setelah melihat secara langsung, Prabasiwi
tak mampu menutupi rasa tertariknya kepada
prajurit muda bernama Kuda Swabaya”.
4. Banyak menggunakan kata kerja yang a. Di depan Ratu Biksuni Gayatri yang berdiri, Sri
menggambarkan suatu tindakan (kata kerja Gitarja duduk bersimpuh.
material b. Ketika para Ibu Ratu menangis yang menulari
siapa pun untuk menangis, Dyah Wiyat sama
sekali tidak menitikkan air mata
5. Banyak menggunakan kata kerja yang a. Menurut Sang patih, Galeng telah periksa
menunjukkan kalimat tak langsung sebagai seluruh kamar Syahbandar dan ia telah
cara menceritakan tuturan seorang tokoh melihat banyak botol dan benda-benda yang
oleh pengarang. ia tak tahu nama dan gunanya.
Misalnya, mengatakan bahwa, menceritakan b. Riung Samudera menyatakan bahwa ia masih
tentang, menurut, menggungkapkan, bingung dengan semua penjelasan kendit
menanyakan, menyatakan, menuturkan. Galih tentang masalah itu.
6. Banyak menggunakan kata kerja yang a. Gajah Mada sependapat dengan Jalan pikiran
menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau Senopati Gajah Enggon.
dirasakan oleh tokoh (kata kerja mental).
Misalnya, merasakan, mengingikan, b. Melihat itu, tak seorang pun yang menolak
mengharapkan, mendambakan, karena semua berpikir Patih Gajah Mada
menganggap. memang mampu dan layak berada di tempat
c. “Kedudukannya sebagai panutan para gadis
Sunda Galuh menyebabkan Dyah Pitaloka
merasa terpenjara, terpasung kebebasannya”.
7. Menggunakan banyak dialog. Hal ini “Mana surat itu?”
ditunjukkan oleh tanda petik ganda (‘..”) “Ampun, Gusti Adipati, Patik takut maka Patik
dan kata kerja yang menunjukkan tuturan bakar.”
langsung.
8. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive Dari apa yang terjadi itu terlihat betapa besar
language) untuk menggambarkan tokoh, wibawa Gajah Mada, bahkan beberapa prajurit
tempat, atau suasana harus mengakui wibawa yang dimiliki Gajah
Mada jauh lebih besar dari wibawa Jayanegara.
Sri Jayanegara masih bisa diajak bercanda, tetapi
tidak dengan Patih Gajah Mada, sang pemilik
wajah yang amat beku itu.