Page 19 - E-modul Choukai Shokyuu Issho ni Kikimashou
P. 19

しっていますか



                                                  Onomatope



          Onomatope atau dikenal juga dengan “onomatopoeia” adalah kata tiruan dari
         bunyi suatu benda atau hewan, kata keterangan suatu keadaan, atau bunyi dari

         aktivitas  tertentu.  Misalnya,  “miaw”  adalah  tiruan  untuk  suara  kucing,  “kokok”
         untuk tiruan suara ayam, dan sebagainya. Orang Jepang menggunakan kata-kata
         tiruan  bukan  untuk  terkesan  manja,  namun  memudahkan  percakapan  agar

         masuk ke dalam konteksnya.
           Biasanya  kata-kata  tiruan  ini  terdiri  dari  kata  ganda  atau  pengulangan.
         Pelafalannya  cukup  unik,  yakni  kata  kedua  yang  diulang  diucapkan  dengan

         volume  lebih  rendah.  Contohnya,  kata  “pikapika”  digunakan  untuk
         menyampaikan           sesuatu      yang      berkilau-kilau,     kata     “barabara”       untuk
         mengekspresikan perasaan yang biasa-biasa saja apabila ditanya soal kabar, dan
         masih banyak lagi.

           Ada  juga  kata-kata  tiruan  yang  tidak  diulang,  seperti  “shin”  untuk
         menggambarkan  suasana  yang  hening,  “nyan”  berarti  kucing,  “don”  berupa

         panggilan  “bang”  jika  dalam  bahasa  Indonesia,  dan  lainnya.  Tak  jarang  orang
         Jepang mengarang sendiri kata tiruannya ini. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan
         kebiasaan  orang-orang  sekitarnya  agar  dapat  menangkap  maksud  yang
         disampaikan.



         Kategori Onomatope

           Jumlah  kata  tiruan  dalam  bahasa  Jepang  ada  ribuan.  Bisa  dibilang  bahasa
         Jepang  termasuk  bahasa  yang  memiliki  kata  tiruan  terbanyak  dibandingkan
         bahasa lainnya. Secara umum, ada 3 golongan onomatope, yaitu giseigo, giongo,
         dan gitaigo. Namun untuk lebih jelasnya, simak poin-poin di bawah ini:

         1. Giseigo
          Giseigo merupakan kata tiruan yang mengekspresikan suara makhluk hidup,

         seperti  suara  hewan,  teriakan  manusia,  dan  sejenisnya.  Dalam  penulisannya,
         kata-kata giseigo ditulis dengan aksara katakana. Beberapa contoh dari giseigo
         adalah:
         “Kaakaakaa” - suara burung gagak

         “Gero-gero” – suara kodok
         “Piyo-piyo” – suara anak ayam
         “Buu-buu” – suara babi

         “Kokekokko” – suara ayam jantan (sejenis “kukuruyuk”)
         “Kyaa”- suara teriakan manusia




                                                                                                                 11
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23