Page 31 - Ratna Komala dan Rumbia Ajaib
P. 31

Semula  gadis itu  menolak,  ia ingin tidur bersama
            kakaknya di pondok peternakan itu karena masih rindu kepada
            kakaknya. Bibi perdana menteri berbisik menasihati gadis pintar
            itu. “Cobalah mengerti sayang, peranmu masih cukup banyak! Kita
            jangan sampai ketahuan berada di tempat ini. Besok kau harus
            menghadap baginda  raja  dan bertaruh untuk  membebaskan
            kakakmu.” Ratna  Komala  melepas genggaman  tangan kakaknya
            lalu  minta  diri kepada Johan Syah untuk  kembali  ke kapalnya.
            Johan Syah tersenyum lega mengenang pertemuan itu.

                    Keesokan  harinya,  ketujuh  wanita  yang  menyamar

            pelaut  itu menghadap Raja Digar Alam.  Setelah menyampaikan
            maksudnya, mereka segera memeragakan keajaiban buah rumbia
            itu di hadapan Raja Digar Alam.

                    Raja  itu  tersenyum   mengaksikan  para  pemuda  yang
            tampan dan lemah lembut itu beraksi. Baginda sempat berpikir
            “Para pemuda ini bakal  aku perlakukan menjadi budakku
            seperti Nakhoda Lela Genta alias Raja Johan Syah. Rencana Raja
            Digar Alam itu memastikan bahwa pertaruhan pemuda itu akan
            mengalami naas juga.


                    Sementara itu, ketujuh  pemuda itu mengatur siasat
            dengan terlebih dahulu mempersiapkan tanah yang di bawa dari
            Pulau  Rumbia, agar biji itu dapat  tumbuh   seketika  seperti  di
            tempat asalnya.

                    “Kali  ini aku tidak boleh tergelincir seperti  kakakku,”
            demikian   pikir gadis cerdas itu.  Ia  bersama  kawannya  dengan
            cermat  mengatur  tanah  tersebut ke dalam  pot-pot  dan  bejana
            besar.





                                         24
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36