Page 83 - E-BOOK FITOREMIDIASI DAN FILTRASI
P. 83
kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa,
aliran air yang lambat, danau, tempat
penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini
dapat beradaptasi dengan perubahan yang
ekstrem dari ketinggian air, arus air, dan
perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur
dan racun-racun dalam air.
Eceng gondok di Indonesia diperkenalkan
oleh Kebun Raya Bogor pada tahun 1894 yang
akhirnya berkembang di Sungai Ciliwung sebagai
tanaman pengganggu. Di Jawa eceng gondok
mudah sekali ditemukan mulai dari dataran
rendah sampai tempat pada ketinggian 1.600 m.
Eceng gondok hidup subur di genangan-genangan
air, di tempat dengan aliran airnya lamban,
pinggiran sungai dan area persawahan
(Bimantoro, 1981). Tanaman eceng gondok
dikatakan tanaman pengganggu atau gulma
dikarenakan petumbuhannya yang relatif cepat.
Pertumbuhan yang cepat dari eceng gondok
menimbulkan masalah lingkungan karena dapat
69