Page 2 - WARTA 29 JUNI 2025
P. 2
RENUNGAN
LUKAS 9 : 62
“Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang,
tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
MENJAWAB ‘YA’ TANPA SYARAT
Di era yang serba instan dan Mengikut Yesus tanpa syarat berarti
pragmatis, banyak orang Kristen meneladani "ketetapan hati-Nya
mengikuti Yesus dengan syarat. Kita menuju Yerusalem" (ay. 51): berjalan
bersemangat melayani asalkan tidak dalam ketaatan total, meski menuju
mengganggu kenyamanan, karir, atau salib. Bagi kita hari ini, ini berarti :
rencana pribadi. Kita berdoa, "Aku mau
mengikut-Mu, Tuhan... tapi izinkan aku 1. Meninggalkan mentalitas "nanti
selesaikan dulu urusanku." Kita dulu". Tuhan ingin kita menjawab
menuntut Tuhan menyesuaikan diri "ya" sekarang—bukan saat kita
dengan jadwal kita, bukan sebaliknya. sudah pensiun, kaya, atau tidak
Iman seperti ini ibarat membajak sibuk.
sambil menoleh ke belakang (ay. 62):
seolah bergerak maju, tetapi hati 2. Memutuskan keterikatan masa lalu.
masih terbelenggu oleh tawaran dunia. Baik kegagalan, kesuksesan, atau
kebiasaan lama, tak boleh
Dalam Lukas 9, kita melihat dua membelokkan kita dari pembajakan
bentuk penolakan terhadap panggilan Kerajaan Allah (ay. 62).
radikal Yesus. Pertama, penolakan dari
orang Samaria (ay. 53) yang mewakili 3. Mengutamakan misi ilahi di atas
sikap dunia yang memusuhi misi Allah segalanya. Seperti Yesus yang tidak
karena prasangka dan kedegilan hati. membalas orang Samaria (ay. 55-
Kedua, penolakan halus dari calon 56), kita dipanggil mengasihi
pengikut Yesus yang mengajukan musuh dan memberitakan Injil,
syarat: satu ingin kenyamanan duniawi bukan mempertahankan harga diri.
(ay. 58), satu lagi menunda panggilan
demi urusan keluarga (ay. 59), dan Marilah kita berkata seperti pemazmur :
terakhir ingin "pamitan" pada masa "Aku segera menjawab Engkau, ya
lalu (ay. 61). Yesus menolak semua TUHAN, janganlah menutup telinga-
kompromi ini. Kata-Nya yang keras, Mu terhadap aku!" (Mzm. 141:1).
"Biarlah orang mati menguburkan
orang mati" (ay. 60), bukanlah
penghinaan pada keluarga, melainkan Ketika Yesus memanggil, jangan
teguran bahwa urusan Kerajaan Allah katakan "tapi". Katakanlah "ya Tuhan"
harus menjadi prioritas mutlak — lalu berjalanlah dalam terang
melebihi tradisi, kewajiban, bahkan ketetapan hati-Nya.
TS
ikatan darah sekalipun. TS