Page 2 - WARTA 11 AGUSTUS 2024
P. 2
RENUNGAN
Tetapi malaikat TUHAN datang untuk kedua kalinya
dan menyentuh dia serta berkata: “Bangunlah, makanlah!
Sebab perjalanan itu nanti terlalu jauh bagimu.”
1 Raja-Raja 19 : 7
ADA TUHAN DI DALAM KEPUTUSASAAN
Elia adalah seorang nabi besar pada jamannya. Ia
sangat dihormati. Ia dekat dengan Tuhan dan melakukan
pekerjaan Tuhan. Ia memiliki kuasa Tuhan. Namun aneh
ketika kita membaca Elia meminta mati. Apakah Elia
ditimpa depresi ? Jika ya, maka Allah justru menolong Elia
dengan hal-hal yang sederhana. Membiarkan Elia tidur,
makan roti bakar, dan minum air kendi untuk kekuatan fisik.
Hal-hal sederhana semacam itulah yang kadang
dibutuhkan banyak orang yang diserang depresi. Tuhan
tidak selalu hadir dalam mujizat-mujizat atau peristiwa yang
spektakuler. Allah memang mampu melakukannya, namun
Allah juga hadir dalam kesederhanaan sebuah peristiwa
dan pertolongan. Seringkali kita menilai kehadiran Allah
hanya dengan peristiwa yang megah, namun ternyata Allah
juga bekerja dalam kesederhanaan. Yang paling penting
adalah bahwa Allah hadir. Kehadiran Allah menunjukkan
cinta kasih dan kepedulian-Nya. Bahkan dalam pergumulan
berat sekalipun, Allah selalu mendampingi kita. Tantangan
terbesarnya adalah sering kita tidak sadar dengan
kehadiran Tuhan, atau justru melemahkan diri sendiri
dengan segala kekurangan kita.
Mengikut Tuhan yang hidup memang penuh risiko dan
dapat diselubungi ketidakpahaman. Elia pun harus bergulat
dengan keheningan angin Tuhan. Namun, di tengah
ketidakmengertian itu terdapat pilihan untuk mengikut
Tuhan atau meninggalkan Dia. Sejarah raja-raja Israel
menceritakan konsekuensi pilihan-pilihan ini. Elia pun
memilih sikapnya. Ia menjalankan misi yang diberikan
kepadanya, bahkan ketika kematian terasa lebih baik.
Mengikut Tuhan memang tidak menjamin kita paham
sepenuhnya misteri rencana Allah. Namun, kita punya
banyak teladan untuk tetap taat walaupun tak sepenuhnya
paham. Amin. (EKT)