Page 2 - WARTA 03 NOVEMBER 2024
P. 2

RENUNGAN




     “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu
           dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu”
                                 Markus 12 : 30
      MENGASIHI ALLAH DENGAN MENGASIHI SESAMA


     Yesus     mendefinisikan      hukum     Kemampuan  mengasihi  sesama
     Musa  ke  dalam  esensinya:  kasihi     bergantung      pada    pemahaman
     Allah  dengan  segala  yang  kau        bahwa  Allah  mengasihi  mereka
     miliki  dan  kasihi  sesama  seperti    juga. Misalnya jika orang membuat
     diri   sendiri.   Jawaban     Yesus     kita  marah,  apa  kita  akan  balas
     menarik.        Walau        diminta    dendam?  Jika  ya,  berarti  sikap
     memberikan  satu  hukum  yang           merekalah       yang      mendasari
     dianggap  terbesar,  Ia  menjawab       tindakan  kita  bukan  firman  Allah.
     dua  hukum.  Mengapa?  Karena           Lalu  apa  kita  harus  tidak  peduli
     mengasihi     orang    lain   adalah    perlakuan  orang  lain?  Tidak.
     tindakan  yang  akan  muncul  bila
     orang  mengasihi  Allah.  Kedua         Alkitab    mengajari     kita    cara
     hukum  ini  saling  melengkapi.  Kita   berurusan  dengan  orang  lain  dan
     tidak  dapat  melakukan  yang  satu     menangani perasaan saat merasa
     tanpa memenuhi yang lain. Hukum         terluka.    Namun      solusi   Allah
     itu  meringkas  hukum  yang  tertulis   dirancang  untuk  menghasilkan
     pada  dua  loh  batu  yang  diterima    rekonsiliasi    dan    pertumbuhan
     Musa.  Hukum  itu  menyatakan           iman.  Bukan  untuk  balas  dendam
     kewajiban  manusia  kepada  Allah       atau  mengendalikan  orang  lain.
     dan  tanggung  jawab  kepada            Ingatlah     bahwa      tiap   orang
     sesama.                                 berharga di mata Allah. Pemulihan
                                             hubungan       berarti   menghargai
     Kasih  memang  penting  untuk           Allah dan itu mewujud dalam sikap
     mendasari sebuah relasi. Kita bisa      kita  terhadap  sesama  sebagai
     saja  menaati  firman  Allah  tanpa     ciptaan  Allah.  Semuanya  didasari
     mengasihi  Dia.  Namun  ketaatan        dengan kasih kepada Allah.
     demikian       bersifat      hampa.
     Sebaliknya bila kita mengasihi Dia,
     niscaya kita menaati Dia. Selain itu
     kita  harus  mengasihi  sesama
     seperti mengasihi diri sendiri.                                         (EKT)
   1   2   3   4   5   6   7